Pedas! Goenawan Mohamad Sebut Jokowi Tak Mengerti Politik Reformasi: Waktu 98 Dia Cuma Pengusaha Mebel

Jum'at, 09 Februari 2024 | 18:52 WIB
Pedas! Goenawan Mohamad Sebut Jokowi Tak Mengerti Politik Reformasi: Waktu 98 Dia Cuma Pengusaha Mebel
Budayawan sekaligus pendiri Majalah Tempo, Goenawan Mohamad saat menjadi salah satu tokoh bangsa yang bersilaturahmi ke kediaman KH Ahmad Mustofa Bisri atau dikenal dengan panggilan Gus Mus di Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Minggu (12/11/2023). (Tangkap Layar YouTube YouthTV Indonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Budayawan sekaligus jurnalis senior, Goenawan Mohamad menyebut Presiden Joko Widodo tidak memahami soal politik reformasi. Sebab, saat terjadinya reformasi di tahun 1998, Jokowi tidak ikut terlibat langsung.

Saat itu, kata Goenawan, Jokowi belum berpolitik dan merupakan seorang pengusaha mebel. Karena itu, politik reformasi yang menjunjung tinggi nilai demokrasi tak diterapkan.

Hal ini disampaikan Goenawan dalam acara penyampaian maklumat untuk Jokowi dari Komunitas Utan Kayu menjelang Pemilu 2024 di Utan Kayu, Matraman, Jakarta Timur, Jumat (9/2/2024).

"Jokowi tidak pernah aktif di bidang politik reformasi. Saya kira pengalaman dan pengetahuan politiknya itu tidak sampai. Dia waktu itu hanya pengusaha yang sukses di Solo, pengusaha furnitur," ujar Goenawan di

Baca Juga: Bahas Sosok Capres Pilihan, Veronica Tan Sebut Visi Prabowo-Gibran

Lantaran tidak mengerti politik reformasi, maka Goenawan menyebut Jokowi tidak menyadari dirinya melanggar aturan. Mulai dari pelanggaran etik di Mahkamah Konstitusi (MK), Komisi Pemilihan Umum (KPU), pembagian bantuan sosial (bansos), hingga ketidaknetralan aparat.

"Jadi dia hanya menikmati reformasi tapi saya kira dia akhirnya tidak mengerti untuk apa reformasi. Jadi kalau sekarang dia melanggar, ya karena dia tidak tahu kalau itu melanggar dan menginjak-injak orang-orang yang pernah diculik, dibunuh, atau dipenjara," tuturnya.

Ia mengaku sedih lantaran Jokowi telah membawa Indonesia pada kemunduran seperti sebelum reformasi. Mulai dari maraknya nepotisme dan korupsi, hingga terkikisnya kebebasan berpendapat.

Oleh karena itu, ia meminta agar masyarakat menggunakan hak suaranya untuk menyelamatkan bangsa.

"Kita sedih bahwa cita-cita kita untuk melihat Indonesia lebih baik dan tidak lagi mengulangi trauma masa lalu, terhambat dan bahkan gagal. Dengan adanya kelakuan presiden seperti sekarang," imbuhnya.

Baca Juga: Civitas Academica Trisakti Gelar Aksi Selamatkan Demokrasi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI