Suara.com - Suami istri di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat diduga menjadi korban salah tangkap sekelompok orang diduga polisi di SPBU di Jalan Raya Pasir Angin. Detik-detik salah tangkap itu terekam CCTV dan beredar luas di media sosial.
Dari video yang dimuat ulang akun Instagram @memomedsos 9 Februari 2024, terlihat korban suami istri yang diketahui bernama Subur dan Titin sedang dalam perjalanan menuju pasar untuk berjualan keripik dan mengisi bahan bakar di SPBU.
Tiba-tiba, mobil mereka dihentikan oleh beberapa orang berpakaian preman yang kemudian mengeluarkan senjata dan menggedor kaca mobil. Subur dipaksa keluar dari mobil dan tangannya diikat.
"Saya dituduh sebagai sindikat perampokan dan dipaksa untuk mengakui. Tapi saya tidak tahu apa-apa," ujar Subur.
Setelah beberapa saat, Subur dan Titin ditinggalkan begitu saja di SPBU tanpa penjelasan lebih lanjut.
"Awalnya saya mau jualan keripik ke pasar dan mau mengisi bahan bakar ke SPBU. Tiba-tiba saya digedor sama seorang anggota. Namun, tidak tahu pastinya. Dia mengeluarkan senjata. Katanya saya sindikat perampokan, terus tangan saya diikat. Saya dipaksa mengakui. Terus akhirnya saya ditinggal begitu saja, kata Subur kepada media.
Di video itu terlihat jelas kedua suami istri itu didekati sekelompok orang tersebut. Merasa dirugikan, mereka kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Cileungsi.
"Dibuatkan laporan dahulu sama permintaan maaf dari kepolisian," ujar Subur didampingi Titin, istrinya yang menjadi korban salah tangkap," ujarnya.
Sementara waktu kasus ini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. Namun banyak netizen yang mengecam tindakan aparat yang dianggap arogan dan tidak profesional. Netizen juga menyarankan korban untuk segera melapor ke Propam.
"Lapor ke Propam aja pak, biar ada pelajaran," bunyi salah satu komentar netizen di akun Instagram @memomedsos.
"Pak @divisihumaspolri @divisipropam.polri kocak sekali anggota anda,setidaknya jika anggota bersalah suruh langsung," tulis netizen lainnya.