Suara.com - Gonjang ganjing mengenai menteri Keuangan Sri Mulyani yang mulai resah di kabinet Jokowi hingga diisukan bakal mundur akhirnya terjawab.
Di tengah isu keresahan dan makin tak asyiknya suasana di dalam kabinet Indonesia Maju, mencuat nama Menteri Keuangan Sri Mulyani yang bakal menjadi salah satu diantara pembantu Jokowi yang bakal mundur.
Kesan itu menguat bahkan ketika Sri Mulyani bertemu dan berbicara empat mata dengan Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tempo lalu.
Tapi belakangan isu tersebut akhirnya menguap. Sri Mulyani tetap berada di kursinya sebagai menteri keuangan.
Baca Juga: Luhut Sentil Menko Ngomong Permasalahan Korupsi, Sindir Siapa?
Dikutip dari program wawancara bertajuk Rosi yang tayang di Kompas TV, Megawati Soekarnoputri mengaku sengaja menahan keinginan Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk mundur.
Di hadapan Rosiana Silalahi selaku host, putri sang Proklamator itu menyebut ada hal yang lebih penting yang harus dipikirkan ketimbang emosi sesaat.
"Menteri Keuangan merupakan posisi yang strategis. Saya berpikirnya adalah masalah permainan yang seharusnya itu sudah berjalan dengan baik, yang namanya pemilu bukan sebuah akhir ini sebuah proses yang dikatakan dari Tata Negara sekarang ini presiden sampai tingkat menteri pun di eksekutif itu ada jangka waktu yang harus diselesaikan. Ya sudah," ungkapnya seperti dikutip dari unggahan ulang akun @ch_chotimah2, Jumat (9/2/2024).
"Tapi yang jadi persoalan yang seperti tadi saya katakan kalau semua saya suruh mundur yang rugi siapa? Bangsa dan negara apalagi yang namanya menteri keuangan dia itu istilahnya yang diitung itu buntungnya jangan untungnya. Kalau kiat itu sampai nanti salah, apa yang akan terjadi untuk Indonesia," terangnya.
Lebih jauh Megawati menegaskan bila sampai menteri-menteri itu mundur seperti di masa Orde Baru, tidak bisa dibayangkan pemerintah terjadi seperti apa nantinya.
Baca Juga: Menhub Budi Karya Jadi Menteri PUPR Ad Interim, Basuki Hadimuljono Masih di Luar Negeri?
Apalagi pemerintahan Jokowi ini hanya tersisa sekitar 8 bulan lagi.
"Saya tidak bisa mengatakan setuju atau tidak setuju dengan gerakan menteri mundur seperti orde baru guna mempercepat mendegradasi kekuasaan. Tapi cara pikir saya saya kalau berpikir itu berupaya untuk melihat sikon yang holistik saya melihat kan tadi ini kan tinggal 8 bulan, kalau semua dikeluarkan padahal banyak yang bagus kemudian diganti seseorang yang hanya kepentingannya ingin jadi menteri, saya ngga bisa bayangkan bagaimana pemerintahan berjalan," jelasnya.
"Sekarang coba aja dah kasih nama kalau umpamanya menteri keuangan diganti coba deh calon siapa ntar saya jawab. Karena saya mikir begini ingin negara saya beres sejahtera sesuai perundangan bukan karena maunya saya," imbuh Megawati.
Sikap Megawati itupun menuai sentimen positif dari publik.
"Always respect full with Bu Megawati, sikap negarawan sejati tanpa ambisi. Meski kadang sedih bnyak potongan² video disebar demi menjatuhkannya, apa yg disampaikan jadinya dipahami tidak sesuai konteks aslinya. Semoga Bu Megawati diberi umur panjang dlam menjaga marwah demokrasi," kata Sri Soemaridjati.
"Byk yg salah sangka sm ibu mega selama ini. Semoga semua bullyan kepada ibu mega menjadi berkat buat ibu mega," kata Devi.
"Ibu Mega contoh negarawan, menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan, harapan saya dulu Pak jokowi juga bisa jadi negarawan, ternyata cuma bisa sebatas keluargawan," tulis cavalera.