Suara.com - Kader PDI Perjuangan sekaligus mantan Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok makin keras mengkritik Joko Widodo (Jokowi).
Satu per satu proyek Jokowi dikritik, termasuk megaproyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur (Kaltim). Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menegaskan jika IKN Jokowi tidak sesuai dengan cita-cita Soekarno yang mengidekan IKN berada di Kalimantan Tengah (Kalteng).
Saat Ahok mendapatkan pertanyaan dari seorang perempuan di acara membahas Capres 2024, Ahok kaget jika ibu tersebut ialah pendukung pasangan calon (Paslon) nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Alasan sang perempuan membuat Ahok kaget.
Baca Juga:
Ahok Bongkar Dalang Pemenjaraan Dirinya, Benarkah Sosok Ini?
Ibu Kota Pindah ke Kaltim, Jokowi Tak Teruskan Cita-cita Soekarno, Ahok: Harusnya Kalteng
Sudah Ditunggu Di Bandara Sejak Jam 3 Pagi, Anies Terharu Sambutan Masyarakat Manado
Sang ibu yakin, jika Prabowo merupakan penerus seluruh program Jokowi, termasuk megaproyek IKN Nusantara.
Megaproyek yang diketahui punya nilai innvestasi ratusan triliun tersebut disebutkan ialah Program Jokowi yang meneruskan cita-cita Soekarno.
"Bukankah dia (Prabowo) melanjutkan Jokowi. Apa yang dicita-citakan Soekarno memindahkan ibu kota," kata perempuan itu kepada Ahok yang kemudian videonya viral di media sosial.
Mendapatkan pernyataan tersebut Ahok dengan nada tingginya, mengungkapkan jika cita-cita Soekarno ialah memindahkan IKN dari Jakarta ke Kalimantan Tengah bukan Kalimantan Timur (Kaltim).
"Aduh ibu, pindah ibu kota, Soekarno maunya ke Kalimantan Tengah, bu. Sekarang ibu tahu nggak pindah ke Kalimantan Timur," tanya Ahok kemudian.
Ahok pun singgung soal tanah-tanah yang nantinya bakal digarap program IKN yang kemudian mempertanyakan tanah yang mau dibangun itu dibayar oleh siapa.
"Setiap jengkal tanah mau dibangun bayar orang.-orang itu siapa? Geng-geng samua," kata eks Gubernur DKI Jakarta itu.
Ahok bilang, lahan di IKN Nusantara sudah dibagi-bagi dan dikuasai banyak orang. "Bagi tanah orang yang sudah dikuasai orang banyak. Harganya Rp2 juta 3 juta per meter-persegi," ungkap Ahok.