Suara.com - Capres Anies Baswedan ikut menanggapi pernyataan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang menuduh gerakan kampus yang mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan bagian skenario tertentu.
Dalam penggalan video yang dibagikan akun Twitter @Mdy_Asmara1701, Anies meminta Bahlil fokus terhadap tugasnya yakni mengurus investasi.
"Ya pada fokus di bidang masing-masing aja dah. Yang ngurusin investasi, fokus investasi, supaya investasi kita lebih padat karya daripada padat modal," kata Anies, dikutip Kamis (8/2/2024).
Menurutnya, jika tak fokus sesuai tugasnya maka semua pejabat akan mengurusi Pilpres 2024 saja.
"Kalau nggak, semua nanti pada ngurusin Pilpres. Republik ini harus jalan," terang Anies.
Anies yang diketahui berkampanye di Samarinda, Kalimantan Timur, meminta Bahlil agar fokus mengurus bidang investasi sesuai tugasnya.
"Jadi kalau Menteri Investasi (Bahlil), usul saya, biar konsentrasi saja urusan itu (investasi). Kalau tidak, malah menggambarkan bahwa sebetulnya selama ini ada rekayasa ya," ucap Anies.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menganggap jika seseorang terbiasa membuat skenario, maka semuanya dinilai sebagai skenario, begitu juga sebaliknya.
“Tapi bagi yang tidak biasa pakai skenario, ya alami aja. Jadi kita tidak bisa melarang orang curiga. Kita tidak bisa melarang orang berpikir dengan pikiran apapun," sebut Anies.
Anies menjelaskan jika gerakan civitas akademika yang menyerukan selamatkan demokrasi Indonesia merupakan gerakan yang timbul karena merespons situasi yang sedang terjadi.
"Kita tidak bisa ngatur pikiran orang kan. Tapi kalau kita lihat, kemunculan ini kan karena kondisi, dan kondisilah yang menyebabkan kondisi ini terjadi, direspons aja substansinya," terangnya.
"Jangan terlalu banyak membahas soal siapa, bergerak di mana, kampus apa, isinya lah yang direspons. Jangan siapanya dan bagaimana," sambung Anies.
Sebelumnya, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang juga pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menyebut ada pihak yang mendalangi gerakan dan petisi para akademisi di berbagai perguruan tinggi kepada Jokowi.
Dia mengklaim sudah paham dengan gerakan yang organik atau bukan lantaran gerakan yang seharusnya dimulai dari mahasiswa tak berhasil sehingga menyasar guru besar dan akademisi.