Bukan di Kaltim, Ini Rahasia Besar Soekarno Pilih IKN di Kalimantan Tengah

Tasmalinda Suara.Com
Kamis, 08 Februari 2024 | 14:03 WIB
Bukan di Kaltim, Ini Rahasia Besar Soekarno Pilih IKN di Kalimantan Tengah
Sukarno dan ide IKN di Palangkaraya
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kader PDI Perjuangan, Basuki Thahaja Purnama atau Ahok mengungkapkan cita-cita membangun Ibu Kota Nusantara (IKN) sudah menjadi keinginan Presiden Soekarno.

Tapi lokasi IKN versi Soekarno berbeda dengan yang ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini. Hal ini pula membuat Ahok mempertanyakan mengenai kebijakan tersebut.

Presiden Soekarno punya alasan sekaligus pertimbangan menentukan kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah sebagai IKN di masa kepemimpinannya.

Melansir buku yang ditulis Wijanarka pada tahun 2005 yang diterbitkan oleh penerbit Ombak di Yogyakarta berjudul Seokarno, Desain Rencana Ibu Kota Negara di Palangkaraya diketahui Seokarno mengungkapkan sejumlah alasan dan pertimbangan.

Salah satunya, kota Palangkaraya telah memiliki identitas yang mirip dengan Jakarta, seperti lapangan bundaran dengan pesan dan nilai nasionalisme.

Baca Juga:

Ahok Bongkar Dalang Pemenjaraan Dirinya, Benarkah Sosok Ini?

Ibu Kota Pindah ke Kaltim, Jokowi Tak Teruskan Cita-cita Soekarno, Ahok: Harusnya Kalteng

Sudah Ditunggu Di Bandara Sejak Jam 3 Pagi, Anies Terharu Sambutan Masyarakat Manado

Diketahui Palangkaraya sudah memiliki lapangan Bundaran Besar yang mirip fungsi dan makna nilai nasionalisme yang sama dengan Lapangan Monumen Nasional (Monas).

Soekarno pun tidak hanya sekali mengunjungi Kalimantan Tengah pada masa kepemimpinannya. Seokarno pun menandai langsung pembangunan kota Palangkaraya dengan pembangunan tiang pertama.

Lokasi pemasangan tiang pertama itu pun dikenal sebagai Monument Peletakan Batu Pertama Pembangunan Kota Palangkaraya.

Pada awal-awalnya, Soekarno sempat 'meninggalkan' Kalimantan Tengah dengan mengutamakan DKI Jakarta sebagai lokasi tuan rumah negara Indonesia yang kemudian mengenalkannya sebagai kota Megapolitan.

Kendati demikian, Palangkara dipilih Seokarno dengan pertimbangan dan kebijakan sebagaai seorang pemimpin sekaligus ahli arsitektur.

Disebutkan jika Palangkaraya berada pas di tengah negara RI. Diawali dengan konsep tiang negara RI yang merupakan ide dari Sri Sunan Pakubuwoni XI namun Sri Sultan Hamengkubuwono XII juga pernah datang Palangkaraya.

Desain Palangkaraya juga mengharmonisasikan 5 unsur Feng Shui dalam desain Palangkaraya disebutkan mengandung unsur yaitu air, api, tanah, kayu, dan logam api yang diwakili dengan bentuk segitiga, air berbentuk gelombang, tanah yang berbentuk kotak, kayu berbentuk persegi panjang serta logam berbentuk bundar.

Berdasarkan tanggal awal mula pembangunan kota ini juga punya makna baik berdasarkan Feng Shui. Palangkarara lahir pada tanggal 17 Juli 1957 dalam angka kelahiran juga memenuhi unsur api positif dengan kata lain unsur apinya kuat namun tidak dapat timbul dengan sendirinya.

Bahkan Soekarno memastikan jika bangunan yang berada di sepanjang tepi Sungai Kahayan sekaligus lahan di tepian Sungai dipergunakan bagi kepentingan lingkungan.

Lokasi tersebut hanya boleh diperuntukkan bagi taman yang memiliki nilai seni baik siang maupun malam dengan lampu kerlap kerlip yang Indah.

      ...Jangan Membangun Bangunan Disepanjang Tepi sungai Kahayan dan Lahan Di Sepanjang Tepi Sungai Tersebut Hendaknya di peruntuhkan sebagai Taman Sehingga Pada Malam Yang Terlihat Hanyalah Kerlap-Kerlip lampu yang indah 

Pada saat Orang Melewati Sungai Tersebut...."

Soekarno pun ingin menjadikan Kalimantan Tengah sebagai modal dan model Indonesia membangun sendiri ibu kota barunya.

"...Jadilah Kota Palang kaya sebagai modal dan model.. (Soekarno,1957)

Ahok menegaskan jika Soekarno memilih Palangkara, Kalimantan Tengah

Pernyataan Ahok mengenai Soekarno ingin ibukota Indonesia di masa depan dipindah ke Kalimantan Tengah terjadi pada momen dialog Capres Cawapres Pilpres 2024.

Dalam dialog itu muncul seorang perempuan lanjut berusia 82 tahun yang menyatakan mendukung Prabowo-Gibran karena kelak keduanya akan melanjutkan cita-cita Jokowi mengenai kepindahan ibukota ke Kalimantan Timur (Kaltim). Di mana disebutkan juga bahwa Jokowi memindahkan ibukota ke Kaltim karena mewujudkan cita-cita Soekarno. 

Ahok langsung menanggapi dengan menyebut bahwa sebenarnya ibu kota itu seharusnya pindah ke Kalimantan Tengah (Kalteng) bukan Kaltim seperti cita-cita Soekarno.

"Aduh ibu, pindah ibu kota, Soekarno maunya ke Kalimantan Tengah, bu. Sekarang ibu tahu nggak pindah ke Kalimantan Timur. Bagi tanah orang yang sudah dikuasai orang banyak. 2juta 3 juta per meter," jawab Ahok.

Ahok kemudian singgung soal tanah-tanah yang nantinya bakal digarap program IKN. Ahok mempertanyakan tanah yang mau dibangun itu dibayar oleh siapa.

"Setiap jengkal tanah mau dibangun bayar orang.-orang itu siapa? Geng geng samua," ucap eks Gubernur DKI Jakarta itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI