Hamas Usul Tiga Tahap Genjatan Senjata di Jalur Gaza, Pertama Bebaskan Wanita dan Anak-anak hingga Lansia

Riki Chandra Suara.Com
Rabu, 07 Februari 2024 | 23:33 WIB
Hamas Usul Tiga Tahap Genjatan Senjata di Jalur Gaza, Pertama Bebaskan Wanita dan Anak-anak hingga Lansia
Sebuah bus yang mentransfer tahanan Palestina tiba di kota Tepi Barat Al-Bireh, 26 November 2023. [Dok.Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kelompok Palestina Hamas mengusulkan rencana tiga tahap gencatan senjata di Gaza. Hal itu mencakup jeda perang 135 hari sebagai ganti atas pembebasan sandera. Kabar itu dilaporkan sebuah sumber dari Palestina pada Rabu (7/2/2024).

Qatar, Mesir dan Amerika Serikat mengkonfirmasi pada Selasa (6/2/2024), bahwa mereka telah menerima tanggapan dari Hamas atas perjanjian kerangka kerja gencatan senjata di Gaza dan pertukaran sandera dengan Israel.

"Tanggapan Hamas mencakup rencana tiga tahap, yang setiap tahap berlangsung selama 45 hari dimana operasi militer akan sepenuhnya berhenti di kedua pihak dan para tahanan serta sandera dapat dibebaskan," kata sumber itu kepada Anadolu.

Tahap pertama, Hamas akan membebaskan para wanita, anak-anak, lansia, dan orang-orang yang sakit yang ditahan kelompok itu sebagai pertukaran agar Israel membebaskan 1.500 tahanan.

Baca Juga: Menlu Rusia Soal Tudingan Israel Sebut UNRWA Terkait Dengan Hamas: Ayo Buktikan!

“Tahap pertama dari kemungkinan kesepakatan Gaza mencakup masuknya tidak kurang dari 500 truk bantuan, kembalinya para pengungsi dan pergerakan bebas di seluruh Gaza,” kat salah satu sumber.

Selain itu, kelompok Palestina tersebut juga meminta setidaknya 60 ribu rumah sementara dan 200 ribu tenda diizinkan masuk ke wilayah kantung Gaza pada tahap pertama.

Tanggapan Hamas juga menyerukan dihentikannya serangan oleh pemukim Israel ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki dan kembali ke status sebelum tahun 2002, yaitu pemukim tidak diperbolehkan melakukan ritual di lokasi tersebut.

“Hamas mensyaratkan penyelesaian negosiasi untuk mengakhiri perang sebelum akhir tahap kedua,” lanjut sumber itu.

Israel mengatakan pihaknya masih menilai tanggapan dari kelompok Palestina mengenai perjanjian kerangka kerja tersebut. Hamas diyakini menyandera sekitar 136 warga Israel.

Baca Juga: Hamas Bela PBB: Israel Menggunakan Fitnah untuk Pembenaran Serangan Mereka

Israel melancarkan serangan mematikan di Gaza usai serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 27.708 warga Palestina dan melukai 67.174 lainnya, sementara hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.

Serangan Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI