Aksi Tuntut Pemakzulan Jokowi, Mahasiswa Bakar APK di Dekat Istana

Rabu, 07 Februari 2024 | 20:06 WIB
Aksi Tuntut Pemakzulan Jokowi, Mahasiswa Bakar APK di Dekat Istana
Aksi mahasiswa di dekat Istana Negara menuntut pemakzulan Presiden Jokowi, Rabu (7/2/2024). [Suara.com/Faqih]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mahasiswa dari berbagai kampus yang menggelar aksi menuntut pemakzulan Presiden Joko Widodo, mulai melakukan aksi bakar-bakaran. Mereka membakar alat peraga kampanye (APK) yang mereka lucuti sepanjang jalan Tugu Reformasi Universitas Trisaksti hingga Harmoni.

Pantauan Suara.com, asap hitam hasil pembakaran baliho caleg dan bendera partai politik ini membumbung tinggi ke udara.

Polisi hanya bisa menyaksikan aksi para mahasiswa ini tanpa bisa mencegahnya. Massa sendiri baru menggelar aksi demonstrasi di sekitaran Istana Negara sejak pukul 17.25 WIB.

Sebelumnya mereka melakukan long march dari Tugu Reformasi ke wilayah Harmoni.

Aksi tersebut sebelumnya dijadwalkan dalam poster yang tersebar luas di Instagram akan dimulai pada pukul 10.00 WIB, namun para mahasiswa baru datang ke Tugu Reformasi sekira pukul 15.00 WIB.

4 Tuntutan

Dalam aksinya, para mahasiswa ini akan menyampaikan 4 tuntutan. Adapun keempat tuntutan yang akan disuarakan diantaranya yakni memakzulkan Presiden Joko Widodo.

Kemudian memboikot partai politik yang tidak mendukung pemakzulan Jokowi, kemudian mendesak agar para menteri untuk mundur dari kabinet pemerintahan kabinet Joko Widodo-Ma’ruf Amin.

Terakhir, menyerukan protes di berbagai seluruh Indonesia sampai Presiden Joko Widodo dimakzulkan.

Baca Juga: Minta Jokowi Dimakzulkan, Mahasiswa Demo di Istana Bakar Poster Capres-cawapres

Kemudian ada 10 isu yang akan digaungkan oleh pihak mahasiswa, yakni tentang pemilu curang, korupsi, kolusi dan nepotisme. Kemudian soal konflik agraria, monopoli sumber daya alam. Kerusakan lingkungan, pendidikan dan kesehatan mahal, serta kebebasan sipil. Keadilan ekonomi dan gender, kemudian kekerasan aparat, dan produk hukum bermasalah, juga menjadi isu yang akan disuarakan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI