Kampus Kritik Jokowi Bukan Gerakan Politik, Guru Besar UI: kalau Nggak Genting Kita Ogah Cari Perkara

Rabu, 07 Februari 2024 | 18:34 WIB
Kampus Kritik Jokowi Bukan Gerakan Politik, Guru Besar UI: kalau Nggak Genting Kita Ogah Cari Perkara
Guru besar antropologi hukum dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Sulistyowati Irianto. (bidik layar video)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Guru Besar Universitas Indonesia (UI), Sulistyowati Irianto, menegaskan aksi para civitas akademika mengkritik Presiden Joko Widodo di masa Pemilu ini bukanlah gerakan politik. Menurutnya sikap dari berbagai universitas ini diutarakan karena kondisi bangsa yang sedang genting.

Hal ini disampaikan Sulistyowati saat diskusi publik yang digelar oleh Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) bertajuk 'Demokrasi Kian Tergerus Presiden Harus Dengarkan Suara Kampus' di Youtube KontraS, Rabu (7/2/2024).

Dalam kesempatan itu, ia menyatakan tidak ada motif politik apalagi sampai dibayar demi menyuarakan kritikan pada Jokowi.

"Sebenarnya teman-teman dari kampus itu bukan gerakan politik, apalagi gerakan politik elektoral. Kami ini adalah gerakan moral," ujar Sulistyowati.

Baca Juga: Hotman Paris Hardik Ahok Gegara Nyinyiri Presiden Jokowi: Nggak Tau Diuntung!

Ia menyebut kampus memiliki kedudukan khusus sebagai institusi otonom yang bertugas memproduksi ilmu pengetahuan. Tugas universitas kata dia, berbeda dengan lembaga lain di bidang politik atau bisnis.

"Karena itu, kampus itu di dalamnya tidak boleh ada kepentingan uang dan kepentingan kekuasaan. Jadi kalau kami bersuara sama sekali bukan gerakan politik," ucapnya.

"Kan kami dituduh tuh dibayar sama partai atau partisan gitu ya. Sama sekali tidak benar," tambahnya menjelaskan.

Apalagi, civitas akademika yang terlibat di dalamnya juga termasuk para guru besar yang sulit untuk diyakinkan. Karena itu, ia menyatakan gerakan ini murni karena kegelisahan para warga kampus melihat kondisi saat ini menjelang Pemilu 2024.

"Masa sih kita bisa menggerakkan guru besar? Meyakinkan seorang guru besar saja gak mudah. Ini kan ada sinyal kegentingan makanya kami bersuara. Kalau gak genting kami gak mau cari perkara," pungkasnya.

Baca Juga: Ahok Sesalkan Gibran Cawapres Prabowo, Harusnya Capres: Lu Menang 2 Kali

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI