Tahun 2024 masih Jomblo?, Cerita Pemuda Rusia Dapat Calon Istri Ideal Ini bisa Ditiru hanya Pakai ChatGPT

Rabu, 07 Februari 2024 | 14:24 WIB
Tahun 2024 masih Jomblo?, Cerita Pemuda Rusia Dapat Calon Istri Ideal Ini bisa Ditiru hanya Pakai ChatGPT
Ilustrasi jomblo (Unsplash.com/@hannahbusing)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Seleksi 5.239 profil perempuan

Alexander Zhadan mulai dengan membuat ChatGPT menelusuri 5.239 profil kencan wanita untuk menghilangkan yang menurutnya tidak akan cocok berdasarkan sejumlah filter, seperti memiliki kurang dari dua foto profil, referensi astrologi, referensi agama, hingga pernyataan pro-perang.

Berlatar belakang seorang profesional IT, Alexander Zhadan mengubah sedikit alat di ChatGPT untuk melatihnya berkomunikasi dengan seorang perempuan. Ia menghabiskan 120 jam untuk mendapatkan tingkat kepuasan di AI tersebut, mulai dari keramahan dalam membalas chat, merespon ketika berbalas pesan termasuk juga untuk memvalidasi kepribadian Alexander sendiri.

Meski terlihat mudah, ternyata memang ada jalan terjalnya. ChatGPT tak begitu pintar untuk memastikan apakah pasangan tersebut baik atau tidak. Meski begitu pada suatu momen ChatGPT mengatur kencan dengan seorang gadis, namun Zhadan baru mengetahuinya setengah jam dan membuat calon istrinya menunggu lama.

Uniknya, Alexander Zhadan dijadwalkan bertemu dengan gadis tersebut di salah satu hutan di Moskow yang dikenal sebagai tempat pembunuhan berantai terkenal pada tahun 2000-an.

Alexander Zhadan sudah 12 kali mengencani perempuan yang ia temukan. Tapi ada satu nama gadis yang menurutnya ideal, yaitu Katerina.

Membangun relasi dan komunikasi dengan Katerina selama masa PDKT-nya, ChatGPT terlibat untuk memberi saran obrolan apa yang menarik untuk dibahas ketika bertemu. Mulai dari masa kecil, orang tua, tujuan hidup dan nilai-nilai selama kencan dalam menilai sebaik apa keduanya jika meneruskan hubungan ini dalam jangka panjang.

Ia tak menampik setelah membagikan caranya di Twitter, banyak yang mengkritik karena menggunakan AI untuk membongkar kepribadian target untuk berkenalan. Namun Alexander membantah yang ia lakukan tak semuanya dengan teknologi. Perlu ada peran 'kemanusiaan' dari dirinya yang seorang manusia untuk memberi empati dan merespon emosi lawan jenis ketika berbalas pesan.

"Kita tidak boleh melupakan interaksi emosional. Saya pergi ke pertemuan-pertemuan, saya sudah terlibat sendiri - saya menilai apakah gadis itu cocok untuk saya atau tidak. Berdasarkan hasil kencan, saya membuat tinjauan (apa yang saya suka, apa yang saya tidak suka) dan menambahkannya ke basis data. Kemudian dia membuat keputusan apakah akan melanjutkan komunikasi atau tidak," katanya.

Alexander juga sudah memberitahu calon istrinya, bagaimana ia mendapatkan hati perempuan muda tersebut. Namun hingga Februari 2024 di Twitter-nya, Alexander masih membagikan hubungan mesranya dengan Katerina.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI