Suara.com - Polemik hubungan antar pria dan wanita di tahun 2024 ini, tampaknya mulai menjadi sorotan di Indonesia. Unggahan kesepian dan keinginan untuk memperbaiki diri agar mendapat pasangan ideal sering kali terlihat di media sosial.
Namun tak ada salahnya jika mencoba berkenalan dengan cara yang lebih sopan dengan meniru salah satu pemuda asal Rusia ini. Barangkali tahun 2024, kesendirian generasi milenial dan gen z di Indonesia bisa sedikit berkurang.
Alexander Zhadan namanya, pria 23 tahun ini sebelumnya pernah viral di salah satu komunitas RuNet yang ada di Rusia karena menyelesaikan tesis hanya menggunakan ChatGPT. Tak sampai 24 jam, tugas akhirnya untuk meraih gelar magister--S2 di Indonesia-- selesai dengan baik.
Aktif di Twitter atau X, Alexander Zhadan kembali membuat heboh pengguna Twitter Rusia. Pasalnya, mencari pasangan yang sesuai dengan kriterianya untuk ia nikahi di tahun 2024 ini bisa dilakukan dengan menggunakan ChatGPT.
Baca Juga:
Sudah Ditunggu Di Bandara Sejak Jam 3 Pagi, Anies Terharu Sambutan Masyarakat Manado
Ibu Kota Pindah ke Kaltim, Jokowi Tak Teruskan Cita-cita Soekarno, Ahok: Harusnya Kalteng
Gibran Dikerubungi Mak-Mak Saat Kampanye: Mbak Selvi Gimana Perasaannya
Mengutip dari odditycentral.com, Rabu (7/2/2024), Alexander mengaku bahwa menemukan pasangan bisa dilakukan lewat platform apapun, termasuk aplikasi kencan seperti Tinder, atau aplikasi lainnya. Namun hal itu justru membuatnya kecewa, karena ketika menemukan satu orang yang dirasa pas, orang tersebut malah menghilang.
ChatGPT yang pernah ia gunakan untuk menyelesaikan persoalannya, ia gunakan lagi untuk menyelesaikan masalah asmaranya.
Seleksi 5.239 profil perempuan
Alexander Zhadan mulai dengan membuat ChatGPT menelusuri 5.239 profil kencan wanita untuk menghilangkan yang menurutnya tidak akan cocok berdasarkan sejumlah filter, seperti memiliki kurang dari dua foto profil, referensi astrologi, referensi agama, hingga pernyataan pro-perang.
Berlatar belakang seorang profesional IT, Alexander Zhadan mengubah sedikit alat di ChatGPT untuk melatihnya berkomunikasi dengan seorang perempuan. Ia menghabiskan 120 jam untuk mendapatkan tingkat kepuasan di AI tersebut, mulai dari keramahan dalam membalas chat, merespon ketika berbalas pesan termasuk juga untuk memvalidasi kepribadian Alexander sendiri.
Meski terlihat mudah, ternyata memang ada jalan terjalnya. ChatGPT tak begitu pintar untuk memastikan apakah pasangan tersebut baik atau tidak. Meski begitu pada suatu momen ChatGPT mengatur kencan dengan seorang gadis, namun Zhadan baru mengetahuinya setengah jam dan membuat calon istrinya menunggu lama.
Uniknya, Alexander Zhadan dijadwalkan bertemu dengan gadis tersebut di salah satu hutan di Moskow yang dikenal sebagai tempat pembunuhan berantai terkenal pada tahun 2000-an.
Alexander Zhadan sudah 12 kali mengencani perempuan yang ia temukan. Tapi ada satu nama gadis yang menurutnya ideal, yaitu Katerina.
Membangun relasi dan komunikasi dengan Katerina selama masa PDKT-nya, ChatGPT terlibat untuk memberi saran obrolan apa yang menarik untuk dibahas ketika bertemu. Mulai dari masa kecil, orang tua, tujuan hidup dan nilai-nilai selama kencan dalam menilai sebaik apa keduanya jika meneruskan hubungan ini dalam jangka panjang.
Ia tak menampik setelah membagikan caranya di Twitter, banyak yang mengkritik karena menggunakan AI untuk membongkar kepribadian target untuk berkenalan. Namun Alexander membantah yang ia lakukan tak semuanya dengan teknologi. Perlu ada peran 'kemanusiaan' dari dirinya yang seorang manusia untuk memberi empati dan merespon emosi lawan jenis ketika berbalas pesan.
"Kita tidak boleh melupakan interaksi emosional. Saya pergi ke pertemuan-pertemuan, saya sudah terlibat sendiri - saya menilai apakah gadis itu cocok untuk saya atau tidak. Berdasarkan hasil kencan, saya membuat tinjauan (apa yang saya suka, apa yang saya tidak suka) dan menambahkannya ke basis data. Kemudian dia membuat keputusan apakah akan melanjutkan komunikasi atau tidak," katanya.
Alexander juga sudah memberitahu calon istrinya, bagaimana ia mendapatkan hati perempuan muda tersebut. Namun hingga Februari 2024 di Twitter-nya, Alexander masih membagikan hubungan mesranya dengan Katerina.
Ia tak menampik ada kekhawatiran dari netizen ketika salah menggunakan ChatGPT untuk menyelesaikan masalah asmara. Namun ia mengklaim semua itu tergantung dari individu dalam menentukan batasannya. Salah satunya tetap menjadi manusia untuk benar-benar mendapatkan hati seorang manusia.