Suara.com - Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok membongkar dalang yang memenjarakan dirinya pada tahun 2017 lalu.
Saat itu Ahok tersandung kasus penistaan agama atas perkataannya mengenai Surat Al-Maidah 51 saat berkunjung ke Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu.
Ahok dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman pidana penjara selama dua tahun. Setelah tujuh tahun berlalu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini blak-blakan mengenai sosok dalang di balik pemenjaraan dirinya.
Baca Juga:
Baca Juga: Tak Andalkan Jabatan Sang Ayah, Ini Sederet Bisnis Nicholas Sean Putra Sulung Ahok
Gibran Dikerubungi Mak-Mak Saat Kampanye: Mbak Selvi Gimana Perasaannya
Berbeda Kubu dengan Anang Hermansyah di Debat Capres Terakhir, Sikap Aurel Dipuji
Fakta ini diungkap Ahok saat menjadi pembicara di acara Eropa Bersatu: Festival Tiga Jari yang berlangsung di Jerman pada 3 Februari 2024 lalu.
Ahok berbicara dengan para pendukung Ganjar-Mahfud di Eropa secara online. Dalam pidatonya, Ahok berbicara mengenai alasannya tidak satu kubu dengan Presiden Jokowi pada Pilpres 2024.
Di pilpres kali ini, Jokowi berada di pihak paslon 02 Prabowo-Gibran sementara Ahok di sisi paslon 03 Ganjar-Mahfud.
Baca Juga: Jajaran Elite Gerindra Rayakan HUT ke-16 Partai Secara Sederhana, Ini Kata Prabowo
Ahok mengaku diiming-imingi jabatan menjadi Dirut Pertamina dan menteri oleh seseorang jika bergabung ke pihak Prabowo-Gibran.
"Saya ditawarkan jadi Dirut Pertamina Juni kemarin. Terus dia bilang, begitu menang, Maret ini reshuffle saya diangkat jadi menteri," kata Ahok dikutip dari Youtube Eropa untuk Ganjar Mahfud.
Namun Ahok menolak tawaran itu. Ia lebih memilih melepas jabatan sebagai Komisaris Utama (Komut) Pertamina untuk memenangkan Ganjar-Mahfud.
Ada alasan mengapa Ahok baru sekarang mundur dan berjuang demi kemenangan Ganjar-Mahfud. Ini karena Ahok melihat paslon 03 akan kalah.
"Justru kalau Ganjar akan kalah, saya harus melepaskan jabatan saya untuk fight kemenangan Ganjar. Kalau kamu merasa Ganjar akan kalah, tidak bisa satu putaran, kamu harus keluar dong, all out berjuang buat dia," ujar Ahok.
Orang yang menawarkan jabatan kepada Ahok itu lalu mencoba menakut-nakuti dengan mengatakan Ahok akan makan apa jika Ganjar kalah.
Tanpa mau menyebutkan sosok orang yang menghubunginya itu, Ahok hanya mengatakan bahwa yang meneleponnya itu adalah kader PDIP yang keluar.
Orang itu lalu mengungkit jasa Jokowi terhadap Ahok karena telah mengangkat derajat Ahok dari seorang mantan napi menjadi Komut Pertamina.
"Saya ga usah sebut namanya, yang udah keluar dari PDIP. Telepon saya, kamu masih ingat loh, jasanya loh napi dijadikan komut. Saya bilang, saya dijadikan napi oleh siapa? Dia juga yang jadikan saya napi toh," kata Ahok.
Ahok memang tak menyebut siapa orang yang menjadikannya napi itu namun ia memberi analogi lewat kisah Saul dan Daud dalam keyakinan Kristiani.
"Kamu pernah dengar cerita Saul sama Daud ga? Saul membunuh beribu-ribu, Daud membunuh belangsa-langsa, timbullah Saul mau membunuh Daud. Itu yang saya alami tapi saya ga bisa cerita banyak," ucap Ahok.
Dalam kisah Saul dan Daud, diceritakan bahwa Saul adalah Raja Israel sementara Daud adalah pelayannya. Saul lalu mengangkat Daud menjadi sebagai seorang pemimpin tentara karena berhasil mengalahkan Goliat.
Sebagai pemimpin tentara, Daud menang di banyak perang dan menjadi sangat terkenal. Setiap dia pulang dari perang, wanita-wanita menyambut dia sambil menari dan bernyanyi: ’Saul membunuh ribuan, tapi Daud membunuh puluhan ribu!’ Saul pun iri kepada Daud dan mau membunuhnya.