Suara.com - Potongan video Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang singgung soal Ibu Kota Nusantara (IKN) viral di platform media sosial Tiktok. Pada potongan video yang beredar itu, Ahok berdialog dengan seorang ibu berusia 84 tahun.
Ahok di video itu singgung soal program Jokowi untuk memindahkan ibu kota ke IKN. Menurut Ahok, apa yang disampaikan oleh Soekarno itu untuk pindah ke ibu kota bukan ke Kalimantan Timur (Kaltim) melainkan ke Kalimantan Tengah (Kalteng).
"Aduh ibu, pindah ibu kota, Soekarno maunya ke Kalimantan Tengah, bu. Sekarang ibu tahu nggak pindah ke Kalimantan Timur. Bagi tanah orang yang sudah dikuasai orang banyak. 2juta 3 juta per meter," ucap Ahok, seperti dikutip Selasa (6/5).
Ahokn kemudian singgung soal tanah-tanah yang nantinya bakal digarap program IKN. Ahok mempertanyakan tanah yang mau dibangun itu dibayar oleh siapa.
Baca Juga: Pemerintah Setop Pemberian Bansos Beras 10 Kg
"setiap jengkal tanah mau dibangun bayar orang.-orang itu siapa? Geng geng samua," ucap eks Gubernur DKI Jakarta itu.
Mengutip dari sejumlah sumber, apa yang disampaikan Ahok memang sesuai dengan fakta sejarah. 17 Juli 1957, Presiden Soekarno meletakkan batu pertama pembangunan kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Sampai saat ini, jejak sejarah bahwa Soekarno ingin kelak Kalteng jadi ibu kota Indonesia bisa dilihat lewat tugu Dewan Nasional di Museum Bahagai yang berlokasi di Jalan Tjilik Riwut km 2 Palangka Raya.
Tugu tersebut kurang lebih bertinggi kurang lebih 5 meter dengan maskot sebuah guci. Tugu ini menjadi bukti sejarah bahwa Soekarno memiliki gagasan awal pembangunan calon ibu kota Indonesia di masa depan.
Tugu itu sendiri diperintahkan Soekarno diresmikan oleh Roeslan Abdulgani pada 1958. Posisi tugu tersebut menjadi penanda lokasi calon ibu kota negara Indonesia di masa depan.
Baca Juga: Mantap di Barisan Ganjar, Ini Pesan Basuki Tjahaja Purnama buat Ahokers
Sementara itu, cucu pahlawan nasional Tjilik Riwut, Clara Anindita pada video Roesaln Abdulgani mengatakan bahwa kakeknya tersebut memang memperjuangkan agar daerah di Kalteng kelak jadi ibu kota Indonesia di masa depan.
"Karena kepentingan asing sudah banyak, maka Ibu Kota harus dipindahkan keluar Jakarta,” kata Roeslan Abdulgani.
Usulan Tjilik Riwut kemudian disetujui oleh Dewan Nasional dan Presiden Soekarno kemudian membentuk panitia khusus untuk membahas hal tersebut.
Sayangnya kata Roeslan Abdulgani, karena masalah politis di kabinet Soekarno saat itu, gagasan dari Tjilik Riwut tak pernah terwujud.
"Namun sayangnya hal itu tidak dilanjutkan oleh para menterinya di kabinet," ucapnya.
Sementara itu, salah satu anak Tjilik Riwut, Nila Riwut mengatakan Kalteng sebenarnya sudah sangat siap sejak lama untuk menjadi ibu kota negara Indonesia di masa depan.
"Kita melihat bahwa Kalteng sudah sangat siap untuk menjadi Ibu Kota negara," ucapnya seperti dikutip.