Sikap Alumni UKI Jelang Pilpres 2024: Tidak akan Pilih Capres-Cawapres Pelanggar Konstitusi

Selasa, 06 Februari 2024 | 16:44 WIB
Sikap Alumni UKI Jelang Pilpres 2024: Tidak akan Pilih Capres-Cawapres Pelanggar Konstitusi
Warga melintas di samping baliho sosialisasi visi dan misi tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden 2024 yang terpasang di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (9/1/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Alumni Universitas Kristen Indonesia (UKI) menentukan sikap atas kondisi yang terjadi menjelang Pilpres 2024.

Ketua Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (IKA Fisipol) UKI, Marlen Sitompul menegaskan, pihaknya tidak akan memihak terhadap pasangan capres-cawapres pelanggar konstitusi.

Baca Juga:

Momen Rocky Gerung Lempar Jaket AMIN: Saya Sudah Ketemu Anies 300 Kali

Baca Juga: Anies soal Isu Bubarkan BUMN dan Diganti Koperasi: Fitnah yang Tak Masuk Akal

Berbeda Kubu dengan Anang Hermansyah di Debat Capres Terakhir, Sikap Aurel Dipuji

Kicau Rocky Gerung Soal Debat Terakhir Capres 2024: Anies Paling Cerdas, Prabowo Tulus dan Ganjar Angkuh!

Marlen Sitompul menegaskan, pihaknya juga tidak akan mendukung bagi capres maupun cawapres yang memiliki masalah dalam rekam jejaknya.

“Tidak ada toleransi bagi capres dan cawapres yang melanggar etika dan konstitusi hanya untuk melanggengkan kekuasaan,” kata Marlen, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/2/2024).

Marlen menganggap, majunya Gibran sebagai cawapres pendamping Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024, sarat akan kepentingan dan pelanggaran etika.

Baca Juga: Sebut Menteri BUMN Sebar Hoax, Cak Imin Diminta Lebih Berani: Cawapres Kok Takut UU ITE

"Paman Gibran Anwar Usman sebagai mantan Ketua MK dan Ketua KPU Hasyim Asy'ari juga dinyatakan melanggar etika terkait pencalonan Gibran sebagai Cawapres. Lantas apa yang diharapkan dari seorang pemimpin yang secara jelas pencalonannya melanggar etika," tuturnya.

Marlen menilai, Gibran merupakan buah dari demokrasi yang dipaksakan. Dia juga merupakan representasi dari dinasti politik yang dirancang oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"Gibran lolos sebagai cawapres dengan cara tidak terhormat. Bagaimana konstitusi kita diperkosa hanya untuk kepentingan putra Jokowi tersebut," ucapnya.

Selain itu, Marlen juga menyoroti keberpihakan Jokowi kepada Prabowo-Gibran. Menurutnya, hal tersebut sangat tidak etis.

Pasangan Capres-Cawapres nomor urut dua, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka saat debat Capres-Cawapres kelima di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Pasangan Capres-Cawapres nomor urut dua, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka saat debat Capres-Cawapres kelima di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

Terlebih, cara curang untuk memenangkan Prabowo-Gibran dilakukan secara terang-terangan.

"Seperti kita lihat Presiden Jokowi dengan ugal-ugalan membagikan Bansos di sejumlah daerah, tujuannya apa kalau bukan untuk mendongkrak keterpilihan Prabowo-Gibran. Presiden Jokowi dengan tidak ada rasa malu menggunakan APBN untuk memenangkan putranya," tegasnya.

Marlen ikut menyesalkan langkah sejumlah alumni yang mengatasnamakan alumni UKI dan mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo-Gibran.

Ia meminta, agar alumni tidak menggunakan UKI untuk kepentingan pribadi dan kelompok tertentu.

“Karena selaku ketua IKA Fisipol UKI, setahu saya hingga saat ini DPP IKA UKI belum memutuskan dukungan kepada pasangan capres-cawapres tertentu,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI