Ucap Maaf dan Terima Kasih di Debat Terakhir Bawa Prabowo Jadi Raja Tiktok

Galih Prasetyo Suara.Com
Selasa, 06 Februari 2024 | 16:32 WIB
Ucap Maaf dan Terima Kasih di Debat Terakhir Bawa Prabowo Jadi Raja Tiktok
Prabowo saat menyapa puluhan ribu masyarakat Sulawesi Utara yang memadati Lapangan Schwarz, Langowan, Minahasa, Senin (5/2/2024). (Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tak hanya pernyataan penutup, Prabowo pun dipuji saat tampil di debat terakhir Pilpres 2024. Hal itu membuatnya kemudian merajai di platform media sosial, Tiktok.

Menurut Pusat Penerangan Politik (Puspenpol), pasca debat terakhir, Prabowo mendapat jumlah mention tertinggi dengan jangkauan dan interaksi yang luas di TikTok, menandai pengaruhnya yang kuat dalam narasi media sosial selama momen kritis ini.

“Pada 4-5 Februari 2024, tepatnya saat debat capres dan pasca debat capres berlangsung, mention terkait semua paslon menunjukkan angka yang tinggi, namun jika kita lihat data klasifikasinya, Capres 02 terbesar ya, disusul Capres 01 di posisi kedua dan Capres 03 di posisi terakhir“ kata Direktur Puspenpol Adrian Zakhary seperti dikutip, Selasa (6/2).

Hal ini ditunjukkan bagaimana video pidato pernyataan penutup Prabowo mencapai 4.1 juta penonton, 2670 likes, 55 komentar, dan 305 bookmark. Selain itu, hastag Prabowo juga mencapai 22,4 miliar penayangan dan angka ini jauh melebih dua capres lainnya.

Data dari Puspenpol juga menyebutkan bahwa konten yang dihasilkan oleh pengguna (UGC) yang menampilkan sikap negarawan Prabowo dan permintaan maafnya kepada kandidat lain mendapat perhatian khusus, menunjukkan kemampuannya untuk terhubung dengan audiens melalui pesan yang resonan dan autentik.

Dengan jumlah video UGC yang mencapai 1.798.500, Prabowo jauh mengungguli Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Hal itu tunjukkan keberhasilan strategis politik dalam menjangkau pemilih muda lewat platform media sosial.

Keberhasilan Prabowo di TikTok menandai pentingnya media sosial dalam strategi politik kontemporer, menunjukkan bahwa kandidat yang dapat menguasai narasi digital memiliki keunggulan strategis dalam menjangkau pemilih, khususnya generasi muda.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI