Dia hanya sanggup menargetkan menghimpun 30 KTP warga. Ada juga yang menyanggupi untuk menjaring 120 KTP warga.
Abdul sendiri sehari-hari berprofesi sebagai ojek online. Pada tahun politik ini dimanfaatkannya untuk mencari pundi-pundi rupiah menjadi tim sukses caleh.
“Gue buat sampingan aja. Kalau pulang kerja atau lagi males narik ojol baru deh gue gerak, atau sesuai pesenan Koortwe (koordinator RW) aja,” jelasnya.
Abdul menuturkan, belum tahu berapa dibayar oleh caleg atas jasanya membantu mengumpulkan KTP warga. Yang pasti ia baru dapat bayaran Rp400 ribu dari hasil mengikuti bimbingan tekhnis (Bimtek) selama tiga kali.
Berawal dari Warung Kopi
Abdul menuturkan, awal mula ia menerima pekerjaan ini lantaran diajak oleh tetangganya. Saat itu, ia bertemu tetangganya, Zainal di warung kopi yang terletak tidak jauh dari rumahnya.
Dalam obrolannya, Zainal ternyata merupakan Koorkel salah satu caleg yang sedang mencari para koordinator di tingkat RT. Bagai gayung bersambut, mereka bersepakat untuk bersinergi untuk meraih perolehan suara.
“Pertama kali ya diajak waktu itu,” ucap Abdul.
Dari situ mulailah, Abdul mengetahui cara kerja atau aturan main soal mencari simpatik rakyat lewat minyak goreng. Namun belum ada kepastian jumlah upah, terkait misi tersebut.
Baca Juga: Airlangga Soal Debat Capres Kemarin: Prabowo Turunkan Tensi Politik
“Dia cuma bilang kalau soal itu mah gampang,” jelasnya