Mahfud Mundur dari Menko, PDIP Malah Ragu Tarik Menterinya dari Kabinet, Begini Kata Hasto

Kamis, 01 Februari 2024 | 13:47 WIB
Mahfud Mundur dari Menko, PDIP Malah Ragu Tarik Menterinya dari Kabinet, Begini Kata Hasto
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat konferensi persnya di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/2/2024). [Suara.com/Bagaskara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekjen Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menilai pihaknya masih akan mencermati terlebih dahulu dinamika politik yang ada jelang hari pencoblosan 14 Februari 2024.

Menurutnya, menarik menteri-menterinya dari kabinet pemerintahan perlu pertimbangan yang mendalam.

Hal itu disampaikan Hasto usai menjawab pertanyaan awak media mengenai keputusan Mahfud MD mundur sebagai Menko Polhukam, apakah PDIP akan menarik menteri-menterinya juga mundur dari kabinet pemerintahan Presiden Jokowi.

"Dari terkait juga dengan ini semua, kita cermati dinamika politik yang ada," kata Hasto dalam konferensi persnya di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/2/2024).

Baca Juga: Mahfud MD Mundur dari Menkopolhukam, Qodari: Bukan Etika Tapi Canggung

Hasto menyinggung soal kadernya Tri Rismaharini sebagai menteri sosial (mensos) yang memang memiliki data penduduk miskin di seluruh daerah di Indonesia, namun data tersebut tak dipakai dalam proses pembagian bantuan sosial.

"Kita cermati termasuk apa yang dialami oleh Ibu Tri Rismaharini. Karena, Bu Risma sejak menjadi wali kota adalah sosok pemimpin yang jujur, beliau melindungi data data orang miskin. Kalau mau bagi bansos, ini data orang miskin, membagi raskin, ini data orang miskin. Orang miskin bukan hanya di Jawa Tengah, Jogja, Jawa Timur, Lampung. Tapi ada di seluruh Indonesia," tuturnya.

"Ketika data-data itu tidak dipakai, untuk membagi beras miskin dan beras hanya dipakai untuk kepentingan elektoral bahkan yang begitu menyedihkan pernyataan dari bapak Akbar Faisal, bagaimana total dana untuk bansos itu jauh melampaui anggaran untuk Covid. Ini kan sesuatu yang sangat disayangkan, sangat-sangat disayangkan," sambungnya.

Kalkulasi PDIP

PDIP sendiri, kata dia, selalu menempatkan kepentingan bangsa di atas segalanya. Menurutnya, pihaknya selalu melakukan kalkulasi yang matang apalagi di tengah situasi krisis global yang terjadi saat ini.

Baca Juga: Jokowi Ungkap Bakal Bertemu Mahfud Kamis Sore

"Ini yang kemudian kami melakukan kalkulasi secara matang, mundur gampang, tapi pertimbangan yang mendalam seperti prof Mahfud MD itu pertimbangan yang sangat mendalam," tuturnya.

Bahkan menurutnya, sebelum memutuskan mundur Mahfud meminta petunjuk kepada Tuhan yang Maha Kuasa sehingga mengambil sikap seperti saat ini.

"Maka kami hormati dan masih ada kesempatan 13 hari ke depan untuk melakukan suatu koreksi di dalam penyelenggaraan pemilu di mana otoritas tertinggi di dalam sistem pemerintahan ini seharusnya benar benar netral dalam memastikan suara rakyat adalah suara Tuhan," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI