Suara.com - Warga Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berharap paslon 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, bisa menang di Pilpres 2024.
Hal itu diungkapkan salah satu warga Bogor, Eneng Jihan (25). Saat ini dirinya tengah memperhatikan soal pengelolaan sampah di Bumi Tegar Beriman.
Dia membandingkan dengan Kota Solo yang begitu sukses dalam mengolah sampah di Surakarta tersebut.
Baca Juga
Baca Juga: Membludak Massa Kampanye AMIN di Madura, Cak Imin Ucapkan Mator Sakalangkong
- Ada Sosok Ini Yang Punya Pengaruh Besar, Prabowo-Gibran Semakin Kuat di Bogor
- Yakin Menang Satu Putaran, Ulama Kharismatik di Lebak Banten Sebut Prabowo Gibran Sedikit Bicara Banyak Kerja
- Kaget Masih Ada Wilayah Blank Spot di Bogor, Gibran: Nanti Jadi PR Ya, Soalnya Kemarin Menterinya Korupsi
"Saya berharap Prabowo-Gibran menang, terus program soal pengelolaan sampah di Solo bisa dilakukan di seluruh daerah, khsusunya Kabupaten Bogor," katanya, Kamis (1/2/2024).
Pasalnya kata Eneng sapaan akrabnya tersebut, kasus sampah di Kabupaten Bogor ini masih menjadi PR bagi pemerintah.
Eneng sering melihat masih banyak warga di wilayah Bogor Barat membuang sampah ke kali maupun sungai.
"Sampah ini harus diperhatikan, saya menyaksikan langsung bahwa masih banyak warga membuang sampah sembarangan, ini harus diperhatian oleh pemerintah, karena kedepannya ini bahaya," imbuhnya.
Sebelumnya, Calon Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka memamerkan kesuksesannya dalam mengelola sampah di Kota Solo, Jawa Tengah, saat berkampanye di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (31/1/2024).
Baca Juga: Gibran Digugat Almas Tsaqibbirru: Diminta Bayar Rp10 Juta, Perkara Apa?
Kesuksesan menjabat selama 2 tahun terakhir sebagai Wali Kota Surakarta itu dia paparkan di hadapan kaum milenial komunitas e-sport.
"Masalah sampah tadi sudah pada dapat bukunya semua belum? Dibuka enggak apa-apa, di dalamnya ada yang saya lakukan dalam 2 tahun terakhir," kata Gibran saat berinteraksi dengan kaum milenial, dikutip dari Antara.
Wali Kota Surakarta ini juga memaparkan keberhasilannya dalam menjalankan teknologi pembangkit listrik tenaga sampah. Sampah yang diolah menjadi listrik berasal dari rumah tangga di Kota Solo.
"Dari hulu ke hilir kami kawal semua. Di tingkat RT/RW warga sudah memilah sampah meskipun di TPA-nya ada tempat pemilahan sampah. Akan tetapi, akan lebih cepat lagi prosesnya kalau dari warga sendiri sudah memilah sampahnya," papar Gibran.
Menurut dia, permasalahan lingkungan menjadi perhatianya mulai dari tingkat rumah tangga hingga tempat pembuangan akhir (TPA). Hal ini karena masalah lingkungan merupakan hal yang paling disorot oleh kaum milenial.
"Masalah limbah, masalah transisi menuju energi hijau, makanya kemarin waktu debat cawapres saya ngeluarin pertanyaan greenflation atau carbon capture, carbon storage itu penting sekali," kata putra sulung Presiden RI Joko Widodo itu.
Selain menyoroti persoalan lingkungan, Gibran juga membahas infrastruktur digital dan ekosistem digital yang telah dibangun di Kota Solo.
Salah satunya, Solo Techno Park yang menyediakan berbagai les keterampilan seperti pengelasan di dalam air, pendidikan cyber security, inkubasi UMKM, hingga sekolah gaming yang pelaksanaannya bekerja sama dengan Acer.
"Di situ banyak sekali anak muda ngumpul di situ, kebanyakan wifi gratis, soalnya di situ ada kerja sama dengan Huawei. Kalau kota-kota lain 'kan smart city, kita sudah menginisiasi menuju giga city," papar Gibran.
Dengan menggandeng Huawei, Gibran ingin menjadikan Solo sebagai kota dengan akses internet tercepat di Indonesia.
Sekedar informasi, hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang menunjukkan elektabilitas pasangan calon nomor urut 2 itu mencapai 50,7 persen.
LSI Denny JA juga memaparkan elektabilitas terbanyak kedua adalah pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 22 persen, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. 19,7 persen, kemudian suara tidak sah 0,7 persen, dan tidak menjawab 6,9 persen.
Dalam survei itu, ada 1.200 responden yang disurvei melalui wawancara tatap muka. LSI Denny JA menyebut tingkat margin of error kurang lebih 2,9 persen.