Suara.com - Ustad Felix Siauw mengakui bahwa efek dari Pilpres 2019 sebenarnya sampai saat ini jelang Pilpres 2024 masih sangat terasa meski di tingkat yang lebih kecil.
Hal ini disampaikan Felix Siauw saat berbincang dengan komika Ernest Prakasa di kanal Youtube YNTV. Menurut Felix Siauw, ia melihat sendiri di level keluarga, saling bermusuhan karena perbedaan di Pilpres 2019.
"Yang paling parah menurutku 2019. Itu ancur banget. Karena aku melihat sendiri grup Whatsapp keluarga orang pecah abis," kata Felix Siauw seperti dikutip, Selasa (30/1).
Baca Juga:
Baca Juga: Di Balik Makan Bakso, Simbol Politik Jokowi Bersama Prabowo
- Selvi Ananda dan Gibran Makan Sepiring Berdua: Duduknya Mantu Jokowi Anggun Banget
- Viral SBY Makan Mie Instan, Auranya Curi Perhatian: Ditinggal Ibu Ani, Seperti Tak Semangat
- Gibran Belum Move On Kirab Kebangsaan di Semarang, Publik: Jateng Tetap Banteng
- Alam Ganjar Jadi Sorotan Publik Saat Makan Pekmpek di Pasar Tradisional: Keluarganya Aktif Semua Ya Bun...
Ernest Prakasa kemudian mengomentari bahwa yang kemudian terjadi setelah Pilpres 2019 menjadi pembelajaran untuknya. Saat Prabowo Subianto pada akhirnya menjadi Menteri Pertahanan di kabinet Jokowi.
"Pak Prabowo jadi menteri. Itu tuh kaya kejadian yang sangat membukakan mata. Kita berantem nih, kita nih masih musuhan. Lha merekanya udah ketawa-ketawa. Kita berantem rugi yah" kata Ernest.
Felix Siauw lebih lanjut mengatakan bahwa efek negatif atau damage di Pilpres 2019 itu sampai saat ini masih terasa sebenarnya.
"Harusnya dari awal gak usah ada Pilpres. Makan di meja aja, abis makan kan selesai,"
"Soalnya yang aku lihat damage udah terlalu berat sih. Sampai sekarang sebenarnya. Dan damage-nya masuk ke agama. Jadi contoh nih yah, ada calon-calon yang diidentikkan dengan agama tertentu, seolah-olah nih contoh, misalnya kalo kita gak milih yang satu, kita kaya gak diakui sebagai orang beragama tertentu," jelas Felix.
Baca Juga: Geger! Fahri Hamzah Sebut Anies-Cak Imin Bakal Jadi Tersangka Setelah Pilpres 2024
Lebih lanjut, Felix Siauw memberikan pesan agar kita sebagai sesama manusia tidak boleh saling membenci hanya karena adanya perbedaan politik.
"Menjadi berbeda, berbeda-beda bukan berarti membenci. Menyukai sesuatu bukan berati tidak suka yang lain," kata Felix.