Nasib Pilu Warga Kampung Bayam, Tetap Bertahan Meski Tanpa Air Bersih

Senin, 29 Januari 2024 | 19:43 WIB
Nasib Pilu Warga Kampung Bayam, Tetap Bertahan Meski Tanpa Air Bersih
Sumber air yang digunakan Warga Eks Kampung Bayam. [Suara.com/Faqih]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nasib pilu masih dirasakan Warga Kampung Susun Bayam (KSB) Jakarta Utara (Jakut). Musababnya, mereka tidak bisa merasakan air bersih untuk kebutuhan sehari-harinya.

Bahkan untuk sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi, cuci, dan kakus mereka harus menyuling air tanah yang cukup keruh menggunakan alat seadanya. Warga membuat filterisasi manual menggunakan ijuk dan krikil untuk untuk menyuling air yang keruh.

Ketua Kelompok Petani Kampung Bayam Madani (KPKBM) Muhammad Furqon mengatakan, meski telah melewati proses penyulingan namun air tersebut ternyata masih mengandung bakteri sehingga tak jarang warga di sana mengalami gatal-gatal.

"Nggak sedikit, yang tadinya kakinya mulus. Sekarang jadi banyak koreng karena gatal pakai air situ," ucapnya kepada Suara.com melalui sambungan telepon, Senin (29/1/2024).

Warga sendiri mulai merangsek masuk ke dalam Rusun Kampung Bayam sejak 13 Maret lalu. Namun mereka hanya berada di aula rusun tersebut.

"Pas kami masuk, listrik dan air masih nyala. Kami masih sempet charger HP juga saat itu,” katanya.

Namun tak berselang lama, tepatnya pada malam hari, air dan listrik di sana pun diputus pihak pengelola, dalam hal ini adalah PT Jakarta Propertindo (JakPro).

Sejak hal itu, warga mulai menggunakan genset untuk memenuhi kebutuhan listriknya.

"Buat bensinnya setiap hari kita patungan," ucapnya.

Desak Masuk Hunian

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI