![Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) berbincang dengan Presiden Ke-5 Megawati Soekarnoputri (kanan) saat menghadiri pemakaman ibu negara Ani Yudhoyono di TMP Kalibata, Jakarta, Minggu (2/6). [Suara.com/Muhaimin A Untung]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/11/24/26716-megawati-dan-sby-megawati.jpg)
Suasana semakin dingin ketika Megawati dikalahkan SBY dalam dua kali pilpres.
Hal itu dibuktikan dengan absennya Megawati pada upacara kemerdekaan di Istana sejak 2009 hingga 2014 atau selama SBY menjabat sebagai presiden.
"Ibu Mega itu lurus dan dia itu sangat demokratis, tapi apabila ada orang yang berbuat, mengkhianati dia, itu akan lama dia ingat, dan konsisten," kata JK saat menjadi bintang tamu dalam acara podcast di YouTube Abraham Samad SPEAK UP dikutip Senin (29/1/2024).
Padahal menurut JK, SBY tidak melakukan kesalahan yang begitu fatal. Sebab menurutnya, SBY hanya tidak meminta izin untuk maju di pilpres.
Meski dianggap JK tidak begitu fatal, yang dilakukan SBY itu membuat Megawati jadi enggan berbicara.

JK mengatakan, Megawati tidak akan marah apabila ada etika sebelum orang tersebut mengambil keputusan.
Ia mencontohkan dengan dirinya sendiri yang meminta izin kepada Megawati untuk mendampingi SBY di Pilpres 2004. Sebelum itu, JK juga menjadi bagian Kabinet Gotong Royong.
JK lantas mengungkap sikap dari sosok Megawati.
Menurutnya, Megawati akan mengingat perlakuan siapa pun pada seumur hidupnya.
Baca Juga: Dampingi Jokowi dan Prabowo di Akmil Magelang, Tampilan Luhut Curi Perhatian
"Kalau diperlakukan tapi tidak baik, dia akan ingat seumur hidup, bayangin. Tapi kalau anda perlakukan beliau dengan sopan, etika dia akan ingat juga seumur hidup, sangat konsisten orangnya," ungkapnya.