Suara.com - Kiai Ahmad Mustofa Bisri menyentil soal isu tak sedap yang berhembus kepada NU soal netralitas menyikapi pilpres 2024.
Diketahui baru-baru ini menghangat isu yang berhembus mengenai Nahdlatul Ulama atau NU yang dianggap tidak netral.
Isu tidak netral itu berhembus kencang setelah beredar kabar adanya sejumlah dukungan secara terstruktur dan sistematis yang diduga dari sejumlah pengurus PBNU terhadap pasangan capres cawapres tertentu.
Menyikapi itu, Kiai Ahmad Mustofa Bisri pun turut menyorotinya.
Baca Juga: Proyek Kereta Cepat Tahap Awal Sampai Yogyakarta, Diklaim Lebih Baik dari KCJB
Hal itu disampaikan saat ia didapuk untuk memberi tausiah dan pembacaan doa di acara pembukaan konferensi besar Nahdlatul Ulama dalam rangkaian Harlah NU di Ponpes Al Munnawir, Krapyak, Yogyakarta.
Dikutip dari channel YouTub TVNU, sosok yang akrab disapa Gus Mus tersebut mengaku sempat ketar-ketir ketika Ketum PBNU hingga Rais 'Aam memberikan sambutan lantaran takut menyerempet soal politik.
Gus Mus pun sempat berkata dalam hati bila sampai berbicara politik, ia akan keluar dari acara tersebut.
"Saya tadi sudah ketar-ketir saya ketika ketua umum pidato rois 'Aam pidato ketar-ketir jangan-jangan menyinggung soal Pilpres,"ucapnya seperti dikutip Senin (29/1/2024).
"Aku wis niat begitu nyebut Pilpres aku terus keluar. Karena itu bukan urusannya NU, urusannya NU memperbaiki kinerja memenangkan Indonesia bukan memenangkan capres," tegasnya.
Baca Juga: Jelang Pencoblosan, Sri Mulyani Titip Pesan ke Anak Buah: Jaga Netralitas
"Mohon maaf saya terlalu menyadari jabatan saya sebagai mustasyar sehingga pengen memberikan masyuroh," ucapnya.
Sementara itu terpisah, merespon soal isu NU tak netral, Ketua PBNU KH Yahya Cholil Staquf sesaat seusai bertemu dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kepatihan menegaskan bahwa organisasi yang dipimpinnya netral dalam pilpres 2024 ini.
"PBNU tidak terlibat dukung mendukung kita akan berusaha menjalankan peran meniru Ngarsa Ndalem, Sri Sultan Hamengku Buwono X. Menjaga kebersamaan masyarakat," papar Gus Yahya.