Suara.com - Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto mengakui bahwa dulu saat ia masih menjadi Danjen Kopassus, dirinya memang mengejar aktivis Budiman Sudjatmiko.
Hal itu disampaikan Prabowo Subianto saat memberikan sambutan dalam agenda 'Suara Muda Indonesia Untuk Prabowo-Gibran' di Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu (27/1/2024).
"Hadir juga Ahmad Muzani, Jadar Habsah bersama saya sekian tahun. Agus, ketua Prima, maaf dulu saya kejar-kejar Anda. Dulu, atas perintah. Bandel sih dulu....," kata Prabowo.
Baca Juga:
- Kunjungi Bali Bersama Selvi Ananda, Gibran Tenggak Jamu Tingkatkan Gairah Seksual
- Ditanya Dokter Tirta Contekan Saat Debat, Cak Imin Jawab Bulkonah: Cheat GTA?
- Balas Serangan Luhut, Tom Lembong Sebut Luhut dan Bahlil Pasukan Pemadam Kebakaran
"Kemudian saudara Budiman Sudjatmiko, ini juga, sorry Man, dulu kejar-kejar lu juga. Tapi gue sudah minta maaf sama lu, ya," sambung Prabowo.
Lantas seperti apa cerita pengejaran Prabowo kepada Budiman?
Budiman Sudjatmiko lahir di Majenang, Cilacap, Jawa Tengah pada 10 Maret 1970. Setelah lulus dari SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Budiman kemudian sempat berkuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Budiman tak sampai selesai di UGM karena drop out. Alasannya karena aktivitasnya di politik Indonesia saat itu. Pada 1996, Budiman kemudian mendirikan Partai Rakyat Demokratik alias PRD.
Pendirian PRD membuat Budiman jadi sosok yang dikejar oleh aparat Orde Baru saat itu. Di salah satu wawancara, Budiman sempat menceritakan momen dirinya dikejar aparat karena aktivitas politiknya.
Baca Juga: TKN Terjunkan Relawan Ketuk Pintu Ajak Masyarakat Datang ke TPS Pilih Prabowo-Gibran
Perburuan kepada Budiman semakin masif setelah ia dituduh menjadi dalang peristiwa kerusuhan di markas PDI di jalan Diponegoro, Jakarta pada 27 Juli 1996. Peristiwa ini dikenal sebagai peristiwa Kudatuli.