Suara.com - Setelah sehari sebelumnya Mahfud MD berkunjung ke Pondok Pesantren An Nur Ngrukem Kalurahan Pendowoharjo Kapanewon Sewon Kabupaten Bantul dalam kapasitasnya sebagai Menko Pol Hukam, kini Capres Ganjar Pranowo juga mengunjungi Ponpes asuhan KH Yasin Nawawi ini.
Kamis (24/1/2024) pagi, Ganjar tiba sekira pukul 09.00 WIB. Ribuan santri menyambut kehadiran capres 03 ini. Para santri berteriak heboh dan berebut untuk bersalaman. Ganjar langsung ditemui pengasuh, KH Yasin Nawawi dan melakukan pertemuan empat mata di kediaman.
Ganjar juga sempat bertemu dengan keluarga besar pengasuh PonPes An Nur tersebut. Usai 30 menit menggelar pertemuan tertutup, Ganjar mengikuti tradisi lengseran atau makan lesehan bareng santri.
Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu menyantap bubur merah dan bubur putih. Ganjar bersama dengan santri duduk mengelilingi Tambah (wadah anyaman bambu berbentu lingkaran) yang berisi bubur merah dan putih.
Selanjutnya, ia menyuapi para santri menggunakan sendok, layaknya seorang ayah kepada anaknya. Santri lainnya turut berebut untuk disuapi. Mereka tampak bangga dan senang karena disuapi oleh calon orang nomor satu di Indonesia itu.
KH Yasin Nawawi mengatakan bahwa kehadiran Ganjar adalah kebanggan tersendiri bagi keluarga dan santri. Dirinya bertambah bangga ketika Mahfud MD pendekar hukum di tanah air sebelumnya juga mengunjungi pondok pesantren tersebut
“Kebanggan bagi kami dikunjungi kader bangsa yang istimewa merakyat, santun, penuh dedikasi dan pengalaman yakni Pak Ganjar Pranowo. Serta pak Mahfud yang kita kenal orang yang berani,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Kiai Yasin menyatakan dukungan kepada Ganjar beserta cawapres Mahfud MD untuk memenangi pemilihan presiden (pilpres) 2024. Dian juga titip pesan jika nanti Ganjar Mahfud terpilih menjadi presiden agar menjaga NU dan juga pondok pesantren.
Sementara itu, Ganjar Pranowo menyampaikan bahwa Yogyakarta memang istimewa, karena memiliki budaya dan etika yang baik. pesantren juga memiliki peran penting dalam menjaga budaya dan etika tersebut.
Baca Juga: Koleksi Tunggangan Abdee Slank, Paling Murah Seharga Rp150 Juta
“Yogyakarta itu ngangeni, kangen pol-polan. Kalau melakukan protes pakai budaya lucu-lucuan dan ada etika. Dan Pesantren itu punya etika, dan menjadi tradisi. Misalnya rasa hormat kepada kiai dan guru,” tuturnya.