"Tentu saja, keakuratan jawaban dan kegunaan jaringan saraf secara umum juga penting, tapi keamanan selalu menjadi yang terdepan," tuturnya.
Aspek keamanan ini dijabarkan lebih lanjut oleh Andrey Budilov selaku Group Head of Anti-Fraud UGC Services at Yandex Search.
Dia mendemonstrasikan bagaimana Yandex melindungi pengguna dari konten menyesatkan di peta dan layanan navigasi mereka. Pengguna mengandalkan layanan ini, antara lain, untuk menemukan tempat seperti restoran dan toko, dan ulasan pengguna lain membantu mereka memutuskan tempat mana yang akan dipilih.
Namun, ulasan jujur mungkin diselingi dengan ulasan palsu, yang pada akhirnya merusak pengalaman pengguna, sehingga model ML dilatih untuk mengidentifikasi dan melarang ulasan palsu yang diberikan oleh penipu tanpa memengaruhi konten UGC yang jujur.

Ketua Departemen Ilmu Komputer Universitas Padjajaran, Dr. Setiawan Hadi dalam sambutan pembukaannya mengatakan bahwa kecerdasan buatan dapat membantu manudia di berbagai bidang. Tak hanya pendidikan, tapi juga aspek kehidupan lainnya.
“Generative AI memberikan kreativitas dan inovasi untuk semua orang. Tidak hanya bidang ilmu komputer yang terkena dampaknya, tetapi juga bidang lain, seperti budaya, politik, dan bahkan bisnis. Jadi, kita perlu mempertimbangkan potensi dampaknya terhadap bisnis, ilmu sosial, dan seni,” ungkap Setiawan Hadi.
Sementara itu bagi Co-founder dan CEO LEGIS, Elang Adhyaksa, perkembangan AI juga memberikan tantangan tersendiri. Menurut Bappenas, 20–45 juta lapangan pekerjaan diperkirakan akan muncul di Indonesia sebagai akibat dari digitalisasi.
Meskipun beberapa pekerjaan memang digantikan atau ditambah oleh AI, namun ada pula pekerjaan-pekerjaan baru yang bermunculan berkat kebangkitan AI. Hal ini terjadi karena selain efisiensi baru yang dibawanya, AI memaksa kita untuk mengembangkan keterampilan baru dan membuka banyak sumber daya yang baru.
Elang memperkenalkan, sebagai contoh, Legis, yang mengubah cara para profesional hukum melakukan pekerjaan mereka sehari-hari menggunakan alat pencarian dan penjawab berbasis AI.
“Manusia tidak akan tergantikan oleh AI. Manusia akan digantikan oleh manusia lain yang menggunakan AI,” kata Elang Adhyaksa.
Baca Juga: Usai Suap BAKTI Kominfo, SAP Kini PHK 8.000 Orang
Acara ini juga dihadiri oleh Dosen Departemen Ilmu Komputer Universitas Padjajaran, Dr. Asep Sholahuddin; Presiden INAPR sekaligus Dosen Universitas Padjajaran, Dr. Intan Nurma Yulita; Ketua Artificial Intelligence Society (IAIS), Dr. Ir. Lukas; Prof Deni Darmawan; hingga Ketua Departemen Ilmu Komputer Universitas Padjajaran, Dr. Setiawan Hadi.