"Nah berdasarkan tren elektabilitas yang belum tembus itu lah, saya pikir Jokowi merasa perlu untuk mendekatkan diri atau menunjukkan dirinya bahwa dia mendukung pasangan yang dia dukung yaitu secara implisit, dia belum deklarasikan, tapi secara implisit Prabowo-Gibran," terangnya.
Jokowi pun akan semakin menunjukkan berbagai kebijakan populer saat ini misal bansos kepada para pemilihnya dulu. Tidak lain agar publik mendukung kebijakannya.
Mengingat popularitas Jokowi sendiri masih cukup tinggi yakni berada di atas 75 persen. Namun sayang, popularitas itu tidak terkonversi ke suara dalam tanda kutip penerusanya yaitu Prabowo-Gibran.
"Sehingga saya pikir Jokowi merasa perlu untuk mendekatkan diri ke pasangan itu. Agar publik paham bahwa mereka itu juga adalah Jokowi. Prabowo-Gibran pun juga adalah Jokowi. Dengan seperti itu harapannya, publik pemilih-pemilih yang puas terhadap Jokowi itu bisa terkonversi pilihan mereka terhadap pasangan capres-cawapres. Nah jadi latar politiknya itu. Tafsir politik dan motif politiknya itu clear," tandasnya.