Kata dia, TPT atau Tekstil dan Produksi Tekstil saat ini megalami penurunan akibat adanya regulasi yang lemah, geopolitik dan efek Covid-19.
"Ini yang kita ingin terus selesaikan, karena kita mempunyai hilirisasi sangat kurang saat ini, sekitar 50 persen, yang mungkin bisa kita tingkatkan lagi, dan lemahnya regulasi itu adalah import yang terlalu banyak," ungkapnya.
Sritex juga menginginkan bahwa di Jawa Tengah ini mempunyai income yang lebih tinggi lagi. Tentunya dengan mempersiapkan ekosistem, aturan import, serta membenahi hilirisasi dan mendorong para garmen di Indonesia.
"Saran kami, badan tekstil nasional ini sangat penting karena kami industri tekstil ini bersinggungan dengan 20 kementerian dan lembaga, terlalu banyak kami bersinggungannya, kami juga tidak punya suatu pos yang kuat misalnya diperdagangan kurang, jadi," sarannya.
Saat ini kata dia, investasi baru Rp 175 triliun untuk pengembangan tekstil. Dan saat ini pihaknya mempunyai targtkan penambahan tenaga kerja baru sebanyak 1 juta.
"Kita mengantisipasi greenflation. juga kami dituntut untuk menggunakan green eneergy. Mahal semuanya itu, ini yang kita ditopang bersama dengan pemerintah. jadi kami senang sekali greenflation diutarakan oleh mas Gibran, boleh tepuk tangan di sini," tegasnya.
Sekedar diketahui, bahwa greenflation adalah kenaikan harga barang dan jasa atau inflasi sebagai konsekuensi dari transisi perekonomian menjadi perekonomian yang lebih ramah lingkungan, yaitu perekonomian net-zero.
Hal itu sempat dipertanyakan oleh Gibran kepada Mahfud MD pada debat keempat Pilpres 2024. Cawapres 03 sendiri menganggap bahwa pertanyaa dari Cawapres 02 tersebut merupakan receh.
Baca Juga: Jumlah Harta Jokowi Usai Sebut Presiden dan Menteri Boleh Kampanye