Suara.com - Polda Metro Jaya belum mengambil langkah soal kecelakaan kendaraan akibat pemasangan alat peraga kampanye atau APK dari calon legislatif alias caleg di jalan raya. Peristiwa baliho caleg yang memakan korban itu terjadi di Cakung Jakarta Timur, Senin (22/1/2024) kemarin.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi cuma mengimbau agar para pengendara lebih berhati-hati dalam berkendara.
“Kami mengimbau masyarakat pengguna jalan agar berhati-hati, berkendara jalan adalah fasilitas umum, yang digunakan oleh berbagai pihak,” kata Ade Ary, di Mapolda Metro Jaya, Selasa (23/1/2024).
Ade Ary juga meminta para pengguna jalan lebih mematuhi rambu lalu lintas yang terpasang di sepanjang jalan. Meski saat ini banyak APK yang terpasang di pinggir jalan tanpa standart keamanan dan bukan pada tempatnya.
Baca Juga: Data Sementara Korban Kecelakaan Beruntun di Puncak Bogor: 11 Orang Dewasa dan 3 Masih Anak-anak
“Mari sama-sama patuhi rambu-rambu yang ada, kita saling menghormati agar terwujudnya keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran berlalu lintas,” ucapnya.
Saat ditanya lebih detail bakal ada sanksi pidana atau tidak terhadap pemilik baliho akibat telah mencelakakan pengguna jalan, Ade Ary mengaku masih harus mendalami fakta yang ada.
“Dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi. Tentunya harus didalami kepolisian setempat, berdasarkan fakta yang ditemukan,” tandasnya.
Kecelakaan Gegara Baliho Caleg
Sebelumnya, Alat peraga kampanye (APK) calon legislatif (Caleg) kembali memakan korban. 2 orang pemotor yang berboncengan harus mengalami luka akibat tertimpa sebuah baliho milik Caleg DPR RI dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dapil Jakarta 1, Jakarta Timur, Ilma Sovri Yanti.
Baca Juga: 14 Orang Jadi Korban Kecelakaan Beruntun di Cisarua Bogor, Polisi Lakukan Pengalihan Arus Lalin
Adapun peristiwa ini terjadi di Jalan KRT Radjiman Widyodiningrat, Cakung, Jakarta Timur, Senin (22/1/2024).
Salah seorang warga yang berada di sekitar lokasi, Wirman (31) mengatakan, baliho tersebut robih akibat diterpa angin kencang sekira pukul 11.00 WIB.
Wirman mengatakan, mulanya ada sebuah sepeda motor Yamaha Nmax melintas di lokasi, secara tiba-tiba menimpa pengendara tersebut hingga membuatnya terjatuh.
"Jadi pas baliho itu roboh, langsung nimpa sepeda motor. Yang dibonceng, langsung jatuh dekat motor sedangkan yang mengendarai sepeda motornya langsung lompat, mental ke arah depan motornya," jelas Wirman, saat dikonfirmasi awak media, Senin.
Baliho sendiri terletak di tengah jalan yang padat intensitas kendaraan. Kepadatan arus lalu lintas sempat terjadi akibat peristiwa ini.
"Pas jatuh banyak kendaraan yang mengerem mendadak, tapi tidak sampai kecelakaan beruntun," ungkap Wirman.
Peristiwa seperti ini, lanjut Wirman, baru kali pertama terjadi. Dia menilai, untuk baliho berukuran sekira 4x2 meter yang diletakan di pinggir jalan, amat sangat membahayakan pengguna jalan khususnya para pengendara sepeda motor.
“Baliho terlalu besar ukurannya, membahayakan juga lah. Seharusnya ukuran buat kampanye gitu mah kecil-kecil saja,” ucapnya.
Kedua korban semoat dilarikan ke klinik terdekat untuk mendapatkan oengobatan. Sementara warga sekitar membantu mengangkat baliho tersebut ke pinggir jalan agar tidak menggangu pengendara lain.
Tanggapan PSI
Sementara itu, Ilma Sovri Yanti selaku pemilik baliho yang menelan korban luka pun angkat bicara atas peristiwa tersebut. Ilma mengatakan, baliho tersebut dalam keadaan rusak akibat faktor cuaca.
“Iya dalam kondisi rusak baliho itu. Jadi ada saksi mata di sana, sudah tau kalau baliho itu sudah rusak, jadi diterpa angin. Ini sebenarnya faktor cuaca juga,” kata Ilma, dalam sambungan telepon, Senin.
Ilma berdalih jika penempatan tersebut telah sesuai dengan aturan. Lantaran sebelum memasang balihonya, ia telah berkoordinasi dengan pengurus DPRT atau kepengurusan tingkat ranting PSI di Cakung.
“Pemilihan tempat sesuai keamanan dari kondisi baliho itu,” ucapnya.
Bukan Kali Pertama
Korban kecelakaan akibat alat peraga kampanye seperti yang di Jakarta Timur bukan kali pertama.
Sebelumnya, sepasang lansia bernama Salim (68) dan istrinya, OON (61) menjadi korban kecelakaan tunggal akibat alat peraga kamanye (APK), saat melintas di jalan layang Mampang, Jalan Gatot Subroto, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Kapolsek Mampang Prapatan, Kompol David Y Kanitero mengatakan, sedikitnya di sekitar lokasi, ada 12 tiang bendera parpol yang kondisinya menjorok ke jalan.
“Dari pengecekan di lokasi, didapatkan adanya 12 bendera partai yang kondisinya akan rubuh, sehingga dapat mengganggu para pengguna jalan yang melintas,” katanya saat dikonfirmasi, Rabu (17/1/2024) lalu.
David menyampaikan, peristiwa ini bermula ketika Salim yang sedang membonceng istrinya melintas di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Namun saat sampai di lokasi, ada sebuah bendera partai politik terjatuh sehingga membuat Salim ikut terjatuh.
“Ada bendera partai yang terpasang di sepanjang fly over jatuh mengenai motor, kemudian bendera tersebut terseret dan tersangkut sehingga menyebabkan motor dan korban ikut terjatuh,” kata David.
Sementra itu, akibat kecelakaan tersebut, lanjut David, Salim dilarikan ke RSUD Mampang Prapatan, dan mendapatkan 12 jahitan di pipi sebelah kanannya. Sementara istrinya mengalami patah tulang di bagian kaki kirinya,
“Salim lecet bagian kaki, jari kaki, robek 12 jahitan bagian pipi sebelah kanan wajah diatas bibir. Sementara Oon mengalami patah bagian tulang kering sebelah kiri, pergelangan tangan sebelah kiri dan lecet-lecet bagian lutut dan jari kaki,” tandasnya.