Suara.com - Calon Presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo, mengakui meminta Calon Wakil Presiden pendampingnya, Mahfud MD, mundur dari barisan kabinet Presiden Jokowi.
Menurut Ganjar, sangat penting bagi Mahfud MD mengundurkan diri dari jabatan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan atau Menko Polhukam.
"Ini penting karena kami ingin mengindari adanya konflik kepentingan. Kami tak ingin ada konflik kepentingan antara konstestan pilpres dengan posisi menteri," kata Ganjar Pranowo saat berada di Pondok Pesantren Manbaul Hikmah, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Selasa (23/1/2024).
Ganjar Pranowo mengakui mengkhawatirkan adanya konflik kepentingan apabila ada kontestan Pilpres 2024, baik capres ataupun cawapres, tapi masih memegang jabatan kenegaraan.
Baca Juga: Anies Baswedan Puji Megawati di Hari Ultahnya ke-77: Saat Presiden Beliau, Pemilu Netral
Tak hanya itu, Ganjar juga mengkritik sejumlah pejabat yang menggunakan fasilitas negara untuk kampanye politik.
"Ada pejabat negara yang memakai fasilitas negara untuk kampanye politik tapi berkedok kunjungan kerja," kritiknya.
Selain menyalahi aturan, Ganjar menilai praktik seperti berisiko tinggi karena masyarakat dapat menilai niat sebenarnya di balik "kunjungan kerja" tersebut.
Soal pengunduran diri Mahfud, dia mengatakan sudah menyampaikan dan mendiskusikan dengan yang bersangkutan.
Ganjar menambahkan, dirinya juga sudah berdiskusi dengan Mahfud untuk mendorong perubahan aturan perizinan soal pejabat sekelas menteri atau wali kota untuk tetap menjabat meskipun maju dalam pilpres.
Baca Juga: Tom Lembong Beri Wejangan ke Gen Z dan Milenial, Begini Pesannya
"Kami akan mendorong perubahan itu, supaya proses politik lebih adil dan transparan. Masyarakat juga tidak lagi meragukan sumber bantuan sosial maupun fasilitas lainnya dalam kampanye," tegasnya.