Suara.com - Keluarga Kayla Rizki Andini (20) mahasiswi Gunadarma Depok korban pembunuhan dan pemerkosaan tak terima tersangka Argiyan Arbirama (19) hanya diancam hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Paman Kayla, Hendrawan meminta pihak kepolisian menjerat tersangka Argiyan dengan pasal pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati.
"Kami minta dengan hukum mati sekalian. Itu yang kami harapkan dari kepolisian," kata Hendrawan kepada wartawan, Senin (22/1/2024).
Hendrawan menilai ancaman hukuman 15 tahun penjara terhadap Argiyan tidak setimpal dengan perbuatan yang dilakukan terhadap keponakannya. Menurutnya, pria yang masih berusia 19 tahun tersebut masih bisa hidup bebas jika hanya dijatuhi hukuman belasan tahun tersebut.
"Kami nggak terima hanya 15 tahun, karena nyawa dibayar nyawa," ujarnya.
Dalam perkara ini penyidik Subdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya telah menahan tersangka Argiyan. Dia dijerat dengan Pasal 338 KUHP dan atau Pasal 351 Ayat 3 KUHP dan atau Pasal 285 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal berupa 15 tahun penjara.
Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra mengatakan pihaknya masih membuka peluang untuk menerapkan Pasal 340 tentang pembunuhan berencana yang ancaman hukumannya berupa pidana mati.
Pasal tersebut, kata Wira, akan diterapkan jika nantinya ditemukan adanya unsur perencanaan di balik peristiwa pembunuhan Kayla.
"Apakah ada pembunuhan berencana nanti ini akan kita lihat, akan terungkap pada rekonstruksi. Apakah ada unsur kesengajaan atau perencanaan yang dilakukan oleh pelaku terhadap korban," kata Wira di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (22/1).
Rekonstruksi kasus ini, lanjut Wira, rencananya akan digelar pada Selasa (23/1). Dalam proses rekonstruksi, penyidik akan menghadirkan tersangka Argiyan.