Suara.com - Nasib pria lansia bernama Doni (74) ternyata masih beruntung. Padahal, beberapa menit sebelum tragedi tembok SPBU Pertamina di kawasan Tebet roboh pada Minggu (21/1/2024) kemarin. Doni sempat meriung dengan keluarga Samedi Iriyanto yang tewas tertimpa reruntuhan tembok tersebut.
Doni mengaku sempat ngobrol bareng Iriyanto di warung miliknya yang lokasinya tepat di samping tembok SPBU tersebut. Robohnya tembok yang menewaskan satu keluarga itu terjadi sesaat Doni pulang ke rumah.
Kabar duka itu didengar Doni ketika sudah berada di rumah. Saking tidak percaya, Doni bahkan memaki orang yang memberikan kabar tersebut.
“Pas saya bilang mau pulang sebelum jam 12.00-an WIB, sekitar beberapa menit setelahnya, saya ditelepon temboknya roboh,” kata Doni saat dikonfirmasi, Senin (22/1/2024).
Diketahui, setelah menjual rumahnya Iriyanto dengan istrinya sudah sejak 3 tahun lalu tinggal di warung semi permanen yang juga menjadi tempatnya berdagang.

Doni mengaku, sempat ingin menempatkan Iriyanto dan istrinya di sebuah indekos, namun takdir berkata lain.
“Mereka tinggal di situ sudah sekitar tiga tahun, di tenda. Daripada tidur di situ, mau saya carikan kosan. Mau saya bawa. Eh, namanya sudah takdir, jadinya begitu (meninggal),” jelas Doni.
Doni mengatakan, dalam kesehariannya korban berjualan Gado-gado di lokasi dengan membuka tenda terpal, namun setelah selesai berdagang tenda tersebut dilipat.
Namun meski demikian, Iriyanto dan istrinya tetap ada di tempatnya berjualan. Lantaran jika malam tiba, ia tidur di antara gerobak dan beralaskan bangku.
“Mereka dagang juga di situ. Kalau dagangannya tutup, tendanya ditutup dan mereka tidur di situ. Mereka sudah lama menghuni di sini, dari tahun 1970-an,” katanya.