Suara.com - Sosok Co-Captain Timnas AMIN Thomas Trikasih Lembong atau lebih dikenal sebagai Tom Lembong mendadak ramai dibicarakan di dunia maya, khususnya X (dulu Twitter). Hal itu buntut dari debat cawapres yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024) malam tadi.
Nama Tom Lembong sempat disinggung cawapres o2, Gibran Rakabuming Raka kala beradu pertanyaan dengan cawapres 01, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
"Bagaimana Gus? Saya jelaskan juga gak apa. LFP itu lithium ferro-phosphate, itu sering digaungkan Pak Tom Lembong itu," kata Gibran kepada Cak Imin saat debat.
Nah, tak lama usai debat cawapres selesai, nama Tom Lembong langsung trending di Twitter. Banyak yang mencuit bahwa Tom Lembong adalah otak di balik pidato-pidato ikonik Presiden Joko Widodo (Jokowi) di kancah internasional.
Baca Juga: Ini Pernyataan Lengkap Thomas Lembong Soal LFP yang Jadi Bahan Gibran Tanya Arti Nikel ke Cak Imin
Salah satunya adalah pidato Jokowi yang menyebut dunia tengah menghadapi Thanos. Pidato itu disampaikan Jokowi pada September 2018 silam di forum World Economic Forum on ASEAN di Hanoi.
Jokowi menyebut kondisi perekonomian dunia mengarah pada perang yang tak terbatas atau infinity war, seperti dalam cerita film Marvel Avengers: Infinity War.
Berikut kutipan dari pidato Jokowi yang ia bacakan dalam bahasa Inggris di hadapan World Economic Forum on ASEAN di National Convention Center, Hanoi pada Rabu (12/9/2018) silam:
Apa yang sedang terjadi dalam perekonomian dunia hari ini adalah kita sedang menuju perang tanpa batas [Infinity War]. Kita belum pernah menghadapi perang dagang dengan ekskalasi seperti saat ini sejak Great Depression di tahun 1930-an.
Namun, yakinlah saya dan rekan Avengers saya siap menghalangi Thanos yang ingin menghapus sebagia populasi dunia.
Baca Juga: Jleb! Balasan Menohok Tom Lembong Usai Dituding Gibran Kasih Contekan ke Cak Imin
Thanos ingin menghabisi separuh populasi sehingga sisanya yang bertahan dapat menikmati sumber daya per kapita sebesar dua kali lipatnya. Namun, ada kesalahan mendasar dari asumsi ini.
Thanos yakin sumber daya di planet bumi terbatas. Faktanya adalah sumber daya alam yang tersedia bagi umat manusia bukannya terbatas, namun tidak terbatas.
Perkembangan teknologi telah menghasilkan peningkatan efisiensi, memberi kita kemampuan untuk memperbanyak sumber daya kita lebih banyak dari sebelumnya.
Penelitian ilmiah membuktikan, ekonomi kita sekarang lebih 'ringan' dalam hal berat fisik dan volume fisik. Hanya dalam 12 tahun terakhir, total berat dan volume televisi, kamera, pemutar music, buku, surat kabar, dan majalah telah tergantikan oleh ringannya ponsel pintar dan tablet.
Pembangkit listrik berbahan bakar batu bara yang berat telah tergantikan oleh panel surya dan kincir angin yang ringan.
Kedua, saat perekonomian kita terus berkembang, ekonomi tidak lagi didorong oleh sumber daya alam yang terbatas, melainkan oleh sumber daya manusia yang tidak terbatas.
Asian Games dan Asian Para Games yang diadakan di Jakarta dan Palembang, merupakan pertunjukan spektakuler dari bakat manusia di Asia. Lebih dari 14.000 atlet dan 7.000 officials dari 45 negara bertanding di 40 cabang olah raga.
Bahkan, pada acara pembukaan dan penutupan, ribuan penyanyi, penari, akrobat, dan berbagai seniman dari Indonesia, India, Korea, serta berbagai negara turut memeriahkan acara, termasuk penampilan Dangdut dari Indonesia, Bollywood dari India, dan K-Pop dari Korea.
Generasi muda Indonesia menjadi motor ledakan e-commerce dan ekonomi digital yang transformasional. Saat ini, kami memiliki empat unicorn atau startup bervaluasi di atas US$1 miliar di Indonesia dan tentu saja sumber daya manusia sekarang mendorong revolusi industri 4.0.
Pada 4 April lalu kami telah meluncurkan program pemerintah Revolusi Industri 4.0 yang diberi nama "Making Indonesia 4.0".
Pertama, saya percaya bahwa Revolusi Industri 4.0 akan menciptakan bukannya menghilangkan banyak lapangan kerja tidak hanya dalam jangka panjang melainkan juga dalam jangka pendek.
Kedua, saya percaya Revolusi Industri 4.0 tidak akan meningkatkan kesenjangan namun justru menurunkannya karena salah satu aspek penting dari Revolusi Industri 4.0 adalah penurunan biaya secara dramatis bagi barang dan jasa sehingga menyebabkan produk tersebut lebih murah dan mudah dijangkau bagi kalangan berpendapatan rendah.
Ketiga, saya percaya ASEAN termasuk Indonesia akan menjadi yang terdepan dalam Revolusi Industri 4.0.
Namun, kita harus mencegah perang dagang ini berkembang menjadi perang tanpa batas.
Anda mungkin bertanya-tanya siapa Thanos? Hadirin sekalian, Thanos bukanlah seorang individu. Maaf sudah membuat Anda kecewa. Thanos ada di dalam diri kita semua. Thanos adalah paham yang salah bahwa untuk berhasil, orang lain harus menyerah. Ia adalah persepsi yang salah bahwa keberhasilan sekelompok orang adalah kegagalan bagi yang lainnya.
Sehingga, Infinity War bukan hanya tentang perang dagang kita tetapi tentang setiap dari diri kita mempelajari ulang sejarah bahwa dengan kreativitas, energi, kolaborasi, dan kerja sama umat manusia akan menikmati sumber daya yang melimpah dan tidak terbatas, bukannya perang tak berkesudahan.