Dugaan Politisasi Acara Harlah Muslimat NU Menguat, Khofifah: Tak Ada yang Patut Dicurigai

Sabtu, 20 Januari 2024 | 12:57 WIB
Dugaan Politisasi Acara Harlah Muslimat NU Menguat, Khofifah: Tak Ada yang Patut Dicurigai
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa ditemui awak media di GBK Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (20/1/2024). (Suara.com/Dea)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa mengakui, tidak ada yang bisa menutup potensi politisasi dalam acara Harlah Muslimat NU.

Meski begitu, dia juga menegaskan tidak ada yang perlu diduga sebagai politisasi juga karena menyebut tidak ada alat peraga kampanye (APK) dalam acara ini.

"Siapa yang bisa menutup dugaan-dugaan itu? Apa yang ada di dalam prosesi ini? Apa ada simbol-simbol? Apa ada logo-logo atau ada apa yang patut diduga? Yang kalau misalnya tausiah Islam, isinya bagaimana orang ini baik baik baik gitu," kata Khofifah di GBK Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (20/1/2024).

"Kemudian tausiah NU, saya rasa ndak ada sesuatu yang patut dicurigai, kecuali yang memang hatinya curiga," tambah dia.

Baca Juga: Jawab Isu 15 Menteri Mundur, Jokowi: Kabarnya Dari Siapa?!

Baca Juga:

Ekspresi Eca Aura Saat Pegang Tangan Alam Ganjar Jadi Sorotan: Vibes nya Kayak Sepasang Pengantin Baru

Demi Prabowo-Gibran, Khofifah Bakal Mengundurkan Diri dari Ketua Muslimat NU Malam Ini!

Terkuak! Bawaslu Kota Bekasi Ungkap Pihak yang Turunkan Videotron Anies Baswedan

Dalam Harlah Muslimat NU, dilakukan pembacaan Al Qur'an sampai khatam sejak pukul 00.00 WIB dini hari tadi.

Baca Juga: Di Harlah ke-78 Muslimat NU, Jokowi: Ibu-ibu Sebentar Lagi Pemilu, Jangan Mau Diadu Domba

Acara dilanjutkan dengan salat Tahajud, salat Subuh, lalu Istighotsah, tahlil, dan doa khatamil Al Qur'an.

Hadir pula dalam acara ini Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang sempat memberikan sambutannya kepada para warga Muslimat NU.

Jokowi Bicara Pemilu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat menyampaikan sambutan dalam acara Harlah ke-78 Muslimat NU di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (20/1/2024). (YouTube Sekretariat Presiden)
Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat menyampaikan sambutan dalam acara Harlah ke-78 Muslimat NU di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (20/1/2024). (YouTube Sekretariat Presiden)

Jokowi mengingatkan agar masyarakat tidak boleh saling menghujat dan saling menghina dalam Pemilu dan Pilpres 2024.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam sambutannya di acara Harlah ke-78 Muslimat NU di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (20/1/2024).

Di hadapan ribuan jemaah Muslimat NU, Jokowi menyampaikan, jika adanya perbedaan pilihan dan pendapat di Pemilu 2024 tidak lantas dijadikan untuk ajang saling menghujat.

"Bapak, ibu sekalian ibu-ibu Muslimat NU sebentar lagi kita akan pemilu, pemilihan presiden dan legistatif proses pemilu sangat penting dan sangat menentukkan. Tetapi kita tidak ingin gara gara pemilu gara-gara beda pendapat beda pilihan justru kita saling menghujat tidak boleh, benar?," kata Jokowi.

"Benar," jawab jemaah Muslimat NU yang hadir.

Menurutnya, jangan mau jika masyarakat termasuk para jemaah Muslimat NU untuk diadu domba dalam Pemilu 2024.

"Sesama tetangga tidak saling sapa tidak boleh. Sesama ibu pengajian tidak saling bicara tidak boleh. Sesama warga saling berkelahi juga tidak boleh tidak. Jangan mau kita diadu domba seperti itu jangan mau kita dibentur bentukan seperti itu jangan mau kita dipecah belah sepetu itu," ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan, jika yang paling penting kekinian adalah bagaimana menjaga persatuan bangsa.

"Setuju ibu-ibu karena apa? Karena yang lebih penting dari semua itu adalah keutuhan bangsa persatuan bangsa kerukunan bangsa, betul?, Ibu-ibu setuju?," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI