Suara.com - Kejaksaan Agung (Kejagung) RI menetapkan enam tersangka kasus korupsi proyek pembangunan jalur Kereta Api (KA) Besitang-Langsa, pada Balai Teknik Perkeretaapian Medan tahun 2017-2023.
Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Dirdik Jampidsus) Kejaksaan Agung RI, Kuntadi menyebut keenam tersangka merupakan bagian dari 12 orang saksi yang diperiksa hari ini.
"Enam di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka sesuai alat bukti yang ada," kata Kuntadi di Gedung Bundar Jampidsus Kejaksaan Agung RI, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (19/1/2024).
Para masing-masing tersangka berinisial NSS selaku Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Medan tahun 2016-2017. Kemudian AGP selaku Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Medan tahun 2017-2018.
Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi, Bandara Abdulrachman Saleh Malang Ditutup Sementara
Selanjutnya AAS dan HH selaku Pejabat Pembuat Komitmen atau PPK, RMY selaku Ketua Kelompok Kerja atau Pokja Pengadaan Konstruksi tahun 2017, dan AG selaku Direktur PT DYG sekaligus konsultan perencanaan dan konsultan supervisi pekerjaan.
Kuntadi menyebut Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Medan dalam perkara ini selaku Kuasa Pengguna Anggaran atau KPA diduga dengan sengaja memecah paket proyek pekerjaan pembangunan jalur kereta.
"Agar pelaksanaan lelang dapat dikendalikan sehingga pemenang lelang paket pekerjaan dapat diatur," ungkap Kuntadi.
Di sisi lain, kata Kuntadi, proyek pembangunan jalur tersebut juga tidak memenuhi studi kelayakan atau Feasibility Study. Di mana dalam pelaksanaannya proyek tersebut dilakukan tanpa adanya penetapan trase jalur Kereta Api oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub)
Kuntadi mengemukakan bahwa Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Medan yang kekinian telah ditetapkan tersangka dengan sengaja memindahkan jalur yang semestinya dibuat berdasar arahan Kemenhub ke jalur kereta api atau KA yang sudah ada.
Baca Juga: Pramugara Korban Kecelakaan KA Turangga, Miliki Harapan yang Belum Terpenuhi
"Sehingga jalan yang telah dibangun pada saat ini mengalami kerusakan parah di beberapa titik dan tidak dapat difungsikan sebagaimana mestinya," bebernya.
Untuk nempertanggungjawabkan perbuatannya keenam tersangka kekinian telah ditahan. Tersangka AAS, RMY dan HH ditahan di Rutan Salemba cabang Kejaksaan Agung RI. Kemudian tersangka AG ditahan di Rutan Salemba cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan. Sementara tersangka NSS, dan AGP ditahan di Rutan Salemba.
Seluruhnya dijerat dengan Pasal 2 Ayat 1 dan Pasal 3 Juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.