"Kekuatan kritis di luar pemerintahan, di mana NU jadi bagian civil society menjadi tumbang,"
Lebih parah kata Gus Nadir, andai Pilpres berujung konflik dan chaos, maka NU yang selama ini elemen kuat perekat bangsa akan dipertanyakan kemampuannya sebagai organisasi penengah.
"Kita kehilangan marwah NU sebagai ormas perekat bangsa dan ini bisa membelah masyarakat di bawah," tegas Gus Nadir.
Selain itu Gus Nadir mengatakan bahwa selama ini PBNU setiap mengambil keputusan akan selalu menggunakan landasan fiqih. Ia juga menyebut saat bertanya kepada sejumlah kiai yang hadir di pertemuan itu juga mempertanyakan landasan fiqih mengapa harus dukung paslon nomor 02.
"Sementara 02 itu tidak ada bau-bau NU-nya. Yang ada bau-bau NU-nya 01 dan 03. Kalaupun dukung 01 dan 03, tetap harus ada landasan fiqihnya," kata Gus Nadir.