Gus Nadir Blak-blakan Ada Gerakan PBNU Dukung Prabowo-Gibran: Kita Kehilangan Marwah NU

Galih Prasetyo Suara.Com
Kamis, 18 Januari 2024 | 12:40 WIB
Gus Nadir Blak-blakan Ada Gerakan PBNU Dukung Prabowo-Gibran: Kita Kehilangan Marwah NU
Pasangan Capres dan Cawapres nomor urut dua, Prabowo Subianto (depan) dan Gibran Rakabuming Raka (belakang) saat acara PAKU Integritas di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (17/1/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Prof Nadirsyah Hosen atau yang akrab disapa Gus Nadir blak-blakan perihal adanya 'instruksi' dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk mendukung capres cawapres nomor urut 2, Prabowo-Gibran.

Hal ini disampaikan Gus Nadir saat menjadi bintang tamu di kanal Youtube Mojok yang dipandu oleh Puthut EA. Penjelasan dari Gus Nadir ini berawal dari pertanyaan Puthut EA perihal adanya ambiguitas dari PBNU jelang hari pencoblosan Pemilu 2024.

Baca Juga:

Fantastik! Pendukung Anies Baswedan Kumpulkan Rp200 Juta dalam Penggalangan Termin 1

Kutuk Penurunan Paksa Videotron Aniesbubble Di Bekasi, Timnas AMIN: Kuat Dugaan Dilakukan Penguasa!

Menurut Puthut EA, selama ini publik tahu betul bahwa PBNU selalu mengkampanyekan bahwa orang NU itu harus netral dan tidak ikut dalam politik praktis.

Gus Nadir diawal penjelasannya menjabarkan terlebih dahulu soal perjalanan NU dan soal khittah NU 1926 di peta perpolitikan Indonesia.

"PBNU itu terikat dengan khittah 1926. Khittah yang dimaksud dengan ketika NU mulai berdiri dulu tahun 1926, garis perjuangan dari Kiai Hasyim Asy'ari, NU itu bukan organisasi politik. Jadi pertama didirikan itu Jam'iyah. Jam'iyah Nahdlatul Ulama bukan organisasi politik," jelas Gus Nadir.

Lebih lanjut dalam penjelasannya Gus Nadir mengatakan dalam perjalanan sejarah dan perubahan landscape membuat NU menjadi organisasi politik, namun kembali ke khittah 1926.

Baca Juga: Ketika PBNU Kena Sentil, Ngaku Netral tapi Dukung Prabowo-Gibran di Pilpres

"Tapi tafsiran kembali ke khittah 1926 itu sangat dinamis. Dulu itu tafsirannya, zaman Orde Baru, menarik diri dari partai politik. Fokus bangun pesantren, fokus ngaji, makanya lahirlah tokoh-tokoh seperti Gus Dur,"

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
CEK FAKTA: Diskon Listrik 50 Persen Berlaku Lagi, Periode Maret-April 2025
CEK FAKTA: Diskon Listrik 50 Persen Berlaku Lagi, Periode Maret-April 2025
Ini Latar Belakang Pendidikan Kiky Saputri, Disorot Usai Blak-blakan Dukung Prabowo-Gibran
Ini Latar Belakang Pendidikan Kiky Saputri, Disorot Usai Blak-blakan Dukung Prabowo-Gibran
Menguak Sisi Gelap Mobil Listrik: Pembelajaran Penting dari Tragedi Ioniq 5 N di Tol JORR
Menguak Sisi Gelap Mobil Listrik: Pembelajaran Penting dari Tragedi Ioniq 5 N di Tol JORR
Kode Redeem FF SG2 Gurun Pasir yang Aktif, Langsung Klaim Sekarang Hadiahnya
Kode Redeem FF SG2 Gurun Pasir yang Aktif, Langsung Klaim Sekarang Hadiahnya
HyperOS 3 Android 16 Xiaomi
HyperOS 3 Android 16 Xiaomi

TERKINI