Siswi SMAN 4 Ciputat Jadi Korban Perundungan Kakak Kelas, Didorong hingga Jengkang ke Tempat Sampah

Rabu, 17 Januari 2024 | 03:10 WIB
Siswi SMAN 4 Ciputat Jadi Korban Perundungan Kakak Kelas, Didorong hingga Jengkang ke Tempat Sampah
Ilustrasi perundungan (unsplash.com/Ilayza)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang siswi SMAN 4 Ciputat, Pondok Ranji, Kota Tangerang Selatan, berinisial A menjadi korban perundungan oleh alumni sekolahnya.

Peristiwa ini viral usai diunggah di media sosial. Salah satu medsos yang mengunggahnya yakni Instagram @lensa_berita_jakarta.

Dalam video tersebut terlihat korban yang mengenakan seragam pramuka ini didorong oleh alumninya yang juga merupakan seorang wanita di sebuah taman.

“Belakangan diketahui alumni tersebut berinisial P yang baru saja lulus tahun lalu,” kata akun tersebut, dikutip Suara.com, Selasa (16/1/2024).

Baca Juga: Viral Bocah SD di Sukabumi Diduga Dibully sampai Patah Tulang, Ortu Pelaku Disebut Ikut Siksa Korban

Dorongan pelaku kepada korban tak hanya sekali, hal itu dilakukan berulang hingga korban tersungkur ke dalam tempat sampah yang terbuat dari semen.

Selain melakukan dorongan, pelaku juga sempat mencaci korban sesaat korban terjengkang.

Peristiwa itu juga disaksikan oleh rekan-rekan pelaku, bahkan salah satu dari mereka merekam aksi tidak terpuji ini.

Kasus ini telah ditangani kepolisian akibat terjengkang ke dalam tempat sampah, korban mengalami beberapa luka memar di tubuhnya.

Polsek Ciputat Timur juga telah melimpahkan perkaranya ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangsel.

Baca Juga: Tak Hanya Anggap Bullying Bercanda, Sukaemah Juga Katakan Hal Ini ke Almarhum Fatir: Bilang ke Mama Kamu..

Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMAN 4 Tangsel, Ibni Afan telah meminta keterangan langsung dari korban terkait kejadian itu.

Pemicunya perundungan tersebut akibat salah paham antara korban dan pelaku.

Keslahpahaman itu buntut orangtua korban sempat berbincang kepada korban. Kepada orangtua pelaku, korban mengaku tidak kenal dengan anaknya.

"Si korban ini merasa juga nggak kenal pelaku. Dia katakan saya nggak tahu. Tapi si korban ini tetap didesak sama orangtua (pelaku)," kata Afan.

Penjelasan korban terhadap orang tua pelaku itulah yang memicu kesalahpahaman. Pelaku yang merasa tak nyaman lantas memanggil A untuk meminta klarifikasi hingga terjadilah bullying di lokasi tersebut.

"Jadi ya namanya anak-anak bercerita. Mungkin orang tuanya (pelaku) juga ingin tahu ananya di luar seperti apa,” katanya.

“Sebenarnya bukan cerita kebohongan si korban, jadi cerita sebenarnya tentang si pelaku kepada orang tuanya (pelaku)," katanya menambahkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI