Suara.com - Ada-ada saja cuitan netizen di laman media sosial Twitter pasca kekalahan Timnas Indonesia 1-3 dari Irak di match pertama Piala Asia 2023, Senin (15/1).
Bagaimana tidak, sejumlah netizen cuitkan cocoklogi soal skor akhir Timnas Indonesia dari Irak. Cocoklogi yang dicuitkan netizen dikaitkan dengan Pilpres 2024.
Cuitan itu terpantau ramai pada postingan akun Twitter calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo. Ganjar di akun miliknya @ganjarpranowo mencuitkan soal kekalahan timnas dan ucapan terima kasih untuk perjuangan penggawa Merah Putih.
Baca Juga:
Baca Juga: Usai Hibur Relawan Prabowo-Gibran, Ahmad Dhani Unggah Video Ngenyek AMIN: Captionnya Jleb!
Jawaban Tegas Eca Aura Ditanya Soal Alam Ganjar Dekat dengan Fuji: Ngapain Sih
Disambut Menantu Jokowi saat Kampanye di Medan, Momen Prabowo Gulung Kemeja, Sapa Pendukung
"1-3. Terimakasih teman-teman. Perjuangan belum berakhir," cuit Ganjar disertai dengan emot bendera Merah Putih.
Nah cuitan Ganjar ini dibalas dengan sejumlah netizen dengan cocoklogi Pilpres 2024.
"Wah berarti bener koalisi ya 1 dan 3," komentar akun @mate***
Baca Juga: Timnas Kalah dari Irak Jadi Alasan Thom Haye Harus Segera Dinaturalisasi
"1 - 3. Ganjar and Anies deserve better," sambung akun lainnya.
Ada juga netizen yang kemudian mempertanyakan soal nomor 2 yang diduga mengarah ke paslon nomor 2, Prabowo-Gibran.
"Tanpa melalui 0-2," tulis akun @jas***
"Sebuah pertanda? 1 & 3. Gol kedua ga sah, sangat jelas offside. Sangat jelas gol kedua ini hasil dari kecurangan dan dibantu wasit. Iraq berambisi banget buat menang buset," timpal akun @emf***
"Walaupun 1 dan 3 join....rakyat terlanjur cinta kepada Pak Jokowi dan Prabowo....plus militan Demokrat yang solid....Prabowo-Gibran All in Satu Putaran," sanggah akun @bay***
Dan masih banyak lagi cuitan cocoklogi netizen yang mengaitkan kekalahan Timnas Indonesia dengan Pilpres 2024.
Lantas apa itu cocoklogi? Cocoklogi merupakan kecenderungan bagi orang-orang untuk mencari bukti-bukti yang mendukung pendapat atau kepercayaannya serta mengabaikan bukti-bukti yang menyatakan sebaliknya.
Sebuah penelitian pada 1960 menemukan bahwa orang menjadi bias untuk mengkonfirmasi apa yang mereka telah percayai.
Penelitian selanjutnya kemudian menafsirkan kembali hasil tersebut sebagai kecenderungan untuk menafsirkan suatu ide dari hanya satu sisi, yaitu hanya fokus pada satu kemungkinan dan mengabaikan penjelasan alternatif dari ide tersebut.