Raih Simpati Publik Usai Anies Beri Skor 11 dari 100, TKN: Prabowo Saja Digituin Gimana Masyarakat?

Sabtu, 13 Januari 2024 | 09:01 WIB
Raih Simpati Publik Usai Anies Beri Skor 11 dari 100, TKN: Prabowo Saja Digituin Gimana Masyarakat?
Capres nomor urut dua, Prabowo Subianto (kiri) bersalaman dengan Capres nomor urut satu, Anies Baswedan (kanan) saat Debat Capres Ketiga di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Ahmad Muzani, berpandangan masyarakat justru banyak mendukung Prabowo Subianto pasca Menteri Pertahanan itu mendapatkan nilai 11 dari 100 oleh Anies Baswedan atas kinerjanya di Kemenhan.

Muzani mengatakan banyak kalangan masyarakat yang tidak terima atas penilaian calon presiden nomor urut 1 itu terhadap calon presiden nomor urut 2.

"Ketika Anies kemudian merendahkan Prabowo dengan memberi skor seperti itu yang tidak terima publik, yang tidak terima netizen, yang tidak terima masyarakat," kata Muzani kepada wartawan di Jakarta Selatan, Jumat (12/1/2024).

Kekinian penilaian yang buruk dari Anies justru membuat Prabowo meraih simpati publik.

Baca Juga: Partai Berkarya Resmi Jatuhkan Dukungan Ke Prabowo-Gibran

"Akhirnya yang ada adalah simpati publik yang jatuh pada Pak Prabowo," kata Muzani.

Menurut penilaian Muzani, publik dapat melihat sendiri bagaimana perlakuan Anies terhadap Prabowo yang dahulu mendukungnya menjadi Gubernur DKI Jakarta, saat berhadapan justru mencoba menjatuhkan.

"Pak Prabowo saja digituin bagaimana masyarakat? Bagaimana orang lain? Bagaimana kami-kami yang sekarang mendukung dia? Kira-kira seperti itu," ujar Muzani.

"Karena itu migrasi perpindahan dukungan sekarang terjadi di semua level, ya perempuan, ya anak muda, tokoh-tokoh yang kami dapatkan ini bagi kami sebuah blessing dan kami syukuri itu semua," Muzani menambahkan.

Sebelumnya, TKN Prabowo-Gibran melihat Anies Baswedan memandang Prabowo Subianto bukan siapa-siapa bagi dirinya.

Baca Juga: Para Nelayan Kunjungi Kediaman Prabowo, Ramai-ramai Video Call Keluarga di Rumah

Pandangan itu tampak berdasarkan polah calon presiden nomor urut 2 itu di debat calon presiden. Anies dianggap selalu berupaya menyerang Prabowo.

Padahal, dalam bayangan Wakil Ketua TKN Prabowo Gibran, Ahmad Muzani, debat tersebut merupakan debat antara calon pemimpin bangsa.

"Yang ada dalam perasaan kami, tentang debat kemarin adalah kami membayangkan bahwa itu adalah para pemimpin bangsa, para pemimpin negara, kami membayangkan itu adalah para calon-calon presiden

"Tapi yang kami dapatkan upaya menjatuhkan reputasi seseorang dengan kalimat-kalimat dan kata-kata yang menurut kami tidak pantas," kata Muzani kepada wartawan di Jakarta Selatan, Jumat (12/1/2024).

Melihat perilaku Anies yang kerap menyerang Prabowo, Muzani mencoba melihat cara pandang Anies terhadap Prabowo. Menurutnya Anies menganggap Prabowo bukan siapa-siapa dengan cara mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut melakukan serangan kepada Prabowo.

Prabowo Subianto, dalam "Konsolidasi Indonesia Maju", di GOR Sahabudin, Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (11/1/2024).  (Dok: Istimewa)
Prabowo Subianto, dalam "Konsolidasi Indonesia Maju", di GOR Sahabudin, Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (11/1/2024). (Dok: Istimewa)

Padahal, dikatakn Muzani, Prabowo berjasa membawa Anies memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2017 hingga terpilih menjadi gubernur.

"Dan dalam konteks ini Anies, sepertinya menganggap Prabowo bukan siapa-siapa. Padahal publik menganggap bahwa Prabowo adalah orang tokoh ketum partai yang sangat berjasa pada terpilihnya dia menjadi gubernur DKI," kata Muzani.

Muzani mengatakan masyarakat tidak suka terhadap cara Anies melakukan serangan Prabowo. Terlebih lewat pemberian nilai kinerja Prabowo selaku Menteri Pertahanan yang diberikan skor 11 dari 100.

"Ketika Anies kemudian merendahkan Prabowo dengan memberi skor seperti itu yang tidak terima publik, yang tidak terima netizen, yang tidak terima masyarakat," kata Muzani.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI