Amerika dan Inggris Serang Houthi di Yaman, Rusia Ambil Sikap

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 12 Januari 2024 | 18:09 WIB
Amerika dan Inggris Serang Houthi di Yaman, Rusia Ambil Sikap
Cuplikan rekaman dari selebaran yang dirilis oleh Pusat Media Houthi Ansarullah Yaman, menunjukkan anggota kelompok pemberontak Houthi saat menangkap sebuah kapal kargo yang terkait dengan Israel di lokasi yang tidak ditentukan di Laut Merah, Senin (19/11/2023). [ANSARULLAH MEDIA CENTRE / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rusia meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengadakan rapat darurat terkait serangan yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Inggris di Yaman pada Jumat (12/1/2024) dini hari.

Sumber diplomatik di markas PBB, New York, mengungkapkan bahwa Rusia telah mengirim pesan kepada negara anggota DK PBB untuk memulai pertemuan darurat hari ini.

Dalam pesan tersebut, Rusia menyatakan bahwa operasi militer AS dan Inggris di Yaman dianggap melanggar Piagam PBB.

Serangan tersebut merupakan respons atas aksi sabotase dan pembajakan kapal komersial terkait Israel yang dilakukan oleh milisi Houthi di Laut Merah.

Baca Juga: Menegangkan! Beginilah Aksi Pemberontak Houthi Yaman saat Bajak Kapal Kargo Israel

Dikutip dari Reuters, Presiden AS Joe Biden menyebut serangan AS-Inggris ini sebagai respons langsung terhadap serangan Houthi terhadap kapal-kapal internasional.

Serangan melibatkan pengerahan kapal perang dan kapal selam dari kedua negara, dengan dukungan dari beberapa negara termasuk Kanada, Belanda, Bahrain, dan Australia.

Serangan ini terjadi setelah serangkaian penembakan rudal dan drone oleh Houthi ke kapal perang di Laut Merah. Eskalasi ini menciptakan situasi baru dalam konflik antara Hamas dan Israel yang telah berlangsung sejak 7 Oktober.

Houthi, sebagai respons terhadap serangan Israel ke Gaza, juga meningkatkan serangan mereka terhadap kapal-kapal komersial terkait Israel di Laut Merah, dengan klaim bahwa serangan tersebut dilakukan untuk membela Palestina yang tengah menghadapi serangan brutal dari Israel.

Baca Juga: Kapal Pengangkut Mobil Jepang Dibajak Milisi Houthi, Dituding Sebagai Milik Israel

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI