Siti Atikoh Dihampiri Tukang Ojek Perempuan, Nangis-nangis Curhat Gaptek Hingga Sulit Dapat Kerja: Ini PR Kita!

Bella Suara.Com
Kamis, 11 Januari 2024 | 19:56 WIB
Siti Atikoh Dihampiri Tukang Ojek Perempuan, Nangis-nangis Curhat Gaptek Hingga Sulit Dapat Kerja: Ini PR Kita!
Instagram
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Istri Ganjar Pranowo, Siti Atikoh turut aktif menyuarakan visi dan misi Ganjar-Mahfud sejak suaminya itu maju sebagai capres nomor urut 3 pada pilpres 2024. Ia pun sering berkunjung di berbagai daerah di Tanah Air.

Salah satu daerah yang dikunjungi oleh Ibu dari Alam Ganjar itu adalah Bandar Lampung. Di sana, Siti Atikoh bertemu seorang perempuan bernama Wiwit Astuti.

Saat melihat Siti Atikoh, Wiwit segera menghampiri. Sambil menangis, Ia lalu bercerita soal keluh kesahnya sebagai ojek di pasar.

"Saat ke Pasar Tempel, Way Dadi, Bandar Lampung, saya dihampiri Bu Wiwit Astuti yang curhat sambil menangis. Ia sudah tujuh tahun jadi ojeg pasar," kata Siti Atikoh di Instagram.

Baca Juga: Siti Atikoh Istri Ganjar Pranowo: Saya Sempat Dinyinyiri sebagai Orang Ambisius

Baca juga:  Imbas Beri Skor 5 Terhadap Kinerja Prabowo, Ganjar Pranowo dapat Nilai Minus dari Warganet

Rupanya, Wiwit menyampaikan keluh kesahnya dalam mencari pekerjaan. Sebagai tukang ojek di Pasat, Wiwit mengaku gagap terhadap teknoligi sehingga sulit untuk beralih ke ojek online.

"Sekarang susah cari kerjaan karena tidak bisa gabung dengan ojeg online karena gagap teknologi," kata Siti Atikoh.

"Ini PR penting kita. Perlu berkoordinasi untuk memberikan pelatihan agar semakin banyak warga yang dekat dengan teknologi," lanjutnye.

Terkait dengan hal itu, Pasangan Ganjar-Mahfud beberapa waktu yang lalu bertekad untuk mengumpulkan ilmuwan demi mempercepat penguasaan sains dan teknologi melalui riset dan inovasi berdikari. Menurutnya, keinginan itu akan mendukung keberlangsungan program pemerintah.

Saat itu, Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, Sunanto mengatakan untuk mempercepat penguasaan sains dan teknologi, perlu penguatan SDM dan lembaga pendidikan nasional. Dengan demikian, proses perwujudan misi tersebut tidak perlu mengandalkan ahli dari negara lain.

"Yang akan dibangun misal karantina produktif dengan mengumpulkan orang-orang yang menguasai teknologi atau ilmuwan. Itu dari sisi SDM. Karena itu keberlangsungan harus terukur. Dari sisi SDM harus ada peningkatan," katanya.

Baca Juga: Mahfud MD ke Santri: Jangan Takut Diintimidasi

Menurut Sunanto, perlu ada penguatan agar setiap program pemerintah sesuai keahlian masyarakatnya. Hal itu dirasa penting untuk keberlangsungan program, bukan hanya serapan (anggaran).

"Kalau dengan riset, program disesuaikan dengan kebutuhan lokal dan nasional sehingga keberlangsungannya sangat tinggi. Kami mendorong penguasaan sains, teknologi, riset dan inovasi agar program pemerintah tidak asal, tapi berbasis riset," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI