Suara.com - Karin Novilda atau yang populer dengan nama Awkarin pada Pilpres 2024 sepertinya sudah menjatuhkan pilihan kepada pasangan capres cawapres nomor urut 2, Prabowo-Gibran.
Bahkan Awkarin pada Senin 8 Januari 2024 bersama Raffi Ahmad ikut pada kampanye Gibran Rakabuming Raka di Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku.
Gibran ditemani istri Selvi Ananda, influencer Raffi Ahmad dan Awkarin tiba sekitar pukul 15.00 WIT setelah bertemu para pelaku industri kreatif.
Seperti dikutip dari Antara, Kedatangan Gibran dan rombongan disambut antusiasme masyarakat yang sudah berkumpul sejak pukul 13.00 WIT.
Baca Juga: Kiky Saputri Ngidam Lihat Prabowo Subianto Joget: Jangan Marah-marah!
Baca Juga:
Raffi Ahmad Unggah Video Prabowo Joget Gemoy di Bengkulu, Ivan Gunawan: Aku Mau Ikut Dong
Imam Shamsi Ali Tegur Netizen yang Berkata Kasar: Pak Anies Tidak Mengajarkan Ndasmu Etik
Di depan masyarakat Maluku Tengah, Gibran mengatakan bahwa pasangan Prabowo-Gibran juga akan menggenjot program pembangunan yang tidak lagi Jawa sentris.
Pilihan Awkarin rupanya membuat ia mendapat banyak kritik tajam dari sejumlah netizen yang berbeda pilihan dengannya. Awkarin pun menjawab kritik tersebut dengan thread soal pilihan politiknya.
Baca Juga: Dukung Prabowo-Gibran, Awkarin Kasih Wejangan: Jangan yang Berbeda Dibilang Dungu!
Dalam thread tersebut, Awkarin juga sempat singgung kehidupan seorang sufi. Menurut Awkarin, pilihan politik seseorang merupakan hasil olah pikir.
Awkarin menyebut bahwa dalam menentukan itu, setiap orang akan mendapat jalannya masing-masing. Menurutnya, mungkin sebagian orang akan bersandar pada logika dan premis-premisnya.
"Akan tetapi, hidup itu bukan cuma tentang logika," ucap Awkarin di akun Twitter miliknya, Kamis (11/1).
"Dalam hidup itu ada rasa. Dalam hidup ada pendewasaan,"
"Itulah kenapa gak ada anak semester satu yang belajar ilmu logika trus dia lebih baik dari seseorang yang hidup sebagai sufi selama bertahun-tahun," tambahnya.
Ditambahkan Awkarin, jangan sampai ketika ada orang yang berbeda, kemudian dicap dungu ataupun bodoh. Karena menurutnya, pilihan politik adalah hasil olah pikir manusia.
Selain itu menurutnya, hidup tidak hanya berdasarkan logika namun juga rasa. Dan dalam hidup selulu ada pendewasaan.
"Ada proses belajar dalam memilih, dan ada proses belajar dalam berpihak.
Dan semua gak bisa cuma berdasarkan logika aja, trus yang berbeda dibilang bodoh atau dungu," ungkap Awkarin.
Awkarin juga menyebut bahwa setipa negara maju itu butuh proses dan seharusnya di Pemilu 2024 ini mereka yang memiliki hak suara bisa memilih hati yang lapang.
"Berproses, evaluasi diri, dan yakin aja sama pilihan sendiri, tanpa perlu mencaci atau merasa paling bener.
Toh yang penting nanti Pemilu berjalan jujur dan adil, dan segala hasilnya nanti harus kita terima," kata Awkarin.