Sejumlah Mahasiswa Bertopeng Turun ke Jalan Bagikan Selebaran Penolakan Dinasti Politik Depan Kampus UIN Jakarta

Kamis, 11 Januari 2024 | 17:26 WIB
Sejumlah Mahasiswa Bertopeng Turun ke Jalan Bagikan Selebaran Penolakan Dinasti Politik Depan Kampus UIN Jakarta
Sejumlah mahasiswa gabungan membagikan pamflet atau selebaran yang berisi tentang perlawanan terhadap politik dinasti dan penjahat HAM di depan kampus UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (11/1/2024). (IST)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah mahasiswa gabungan membagikan pamflet atau selebaran yang berisi tentang perlawanan terhadap dinasti politik dan penjahat HAM di depan kampus UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (11/1/2024).

Adapun, mahasiswa yang tergabung dalam aksi ini yakni dari berbagai kampus seperti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UMJ, PTIQ, ITB-Ahmad Dahlan.

Diketahui, dalam pamflet yang dibagikan oleh para mahasiswa tersebut bertuliskan Menolak Dinasti Politik dan Penculik, Tolak Politik Dinasti.

Selain itu, mereka juga membagikan tabloid Achtung berjudul Reformasi Dikhianati.

Baca Juga: Adu Jejak Politik Keluarga Jokowi vs SBY vs Megawati: Siapa Si Paling Dinasti Politik?

Dalam membagikan selebaran tersebut, sebagian dari mereka menggunakan topeng Guy Fawkes, yang dinilai sebagai simbol perlawanan terhadap kekuasaan.

Koordinator aksi, Glamora Lionda menegaskan, ada alasan mendasar kenapa mahasiswa menolak dinasti politik dan penjahat HAM.

Terlebih, dalam perhelatan Pilpres 2024 ada salah satu kontestan yang teridentifikasi melakukan praktik dinasti politik dan diduga terlibat kasus pelanggaran HAM.

“Ini bentuk tanggung jawab kita sebagai anak bangsa dan bentuk rasa cinta kita buat Indonesia, menyoal pilpres ini ya,” kata Glamora, dalam keterangan tertulisnya, Kamis.

Glamora juga menilai, jika capres nomor urut 2, Prabowo Subianto merupakan produk gagal orde baru. Sementara wakilnya, Gibran Rakabuming Raka dianggap sebagai produk haram dari pembajakan hukum Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Juga: Riset: 45% Orang Indonesia Nekat Palsukan Data Skripsi demi Lulus Kuliah

“Tempo pernah nulis beberapa waktu lalu bahwa Prabowo itu adalah produk gagal orde baru dan Gibran adalah anak haram konstitusi, kita mau bicara dan sampaikan bahwa Prabowo-Gibran adalah bentuk humor dan kelucuan dalam ruang demokrasi kita,” jelas Glamora.

Oleh sebab itu, lanjut Glamora, pihaknya mengajak para mahasiswa Indonesia untuk menjadi agen perubahan dalam pergerakan melawan ketidakadilan yang dipertontonkan secara jelas.

“Maka itu, kita hari ini mau kasih predikat bahwa dalam sejarah kita, Prabowo-Gibran layak buat kita sematin sebagai kontestan politik humor,” tegasnya.

Glamora mengatakan, aksi serupa juga diikuti kampus lainnya yang tersebar di 35 provinsi Indonesia.

Selain UIN Jakarta, pembagian pamplet ini juga diklaim berlangsung di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rawamangun, Jakarta Timur.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI