Suara.com - Calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto kembali menggaungkan proyek pembangunan tanggul raksasa Jakarta alias Giant Sea Wall Jakarta.
Hal ini disampaikan Prabowo saat mengikuti Seminar Nasional Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa, di Hotel Kempinski, Rabu (11/1). Menurut Prabowo, pembangunan tanggul raksasa tersebut merupakan rencana strategi jangka panjang, bukan semata janji politis 5 tahunan.
Disampaikan Prabowo bahwa rencana pembangunan tanggul raksasa itu bisa memakan waktu sampai 40 tahun. Sementara itu, Menko Perekonomian, Airlangga Hartanto mengatakan bahwa Prabowo yang mengusulkan langsung proyek pembangunan Giant Sea Wall Jakarta.
Menurut Airlangga, pembangunan tanggul raksasa itu memang sangat krusial utamanya untuk menyelamatkan wilayah Jawa Utara, di mana di sana terdapat 70 kawasan industri, 5 kawasan ekonomi khusus dan 5 wilayah pertumbuhan agar terhindar dari banjir rob.
Baca Juga: Bagikan Buku ke Relawan di Bengkulu, Prabowo: Program Kami Gak Omon-omon Saja!
Baca Juga:
Imbas Beri Skor 5 Terhadap Kinerja Prabowo, Ganjar Pranowo dapat Nilai Minus dari Warganet
Airlangga menyebut bahwa jika banjir rob sampai menerjang wilayah Jawa Utara, kerugian ekonomi bagi Indonesia bisa sangat besar. Bisa mencapai Rp10 T per tahun kata Airlangga.
Lantas apa itu Tanggul Raksasa atau Giant Sea Wall Jakarta? Dan siapa arsiteknya?
Baca Juga: Gak Peduli Dikasih Nilai 11/100 oleh Anies, Prabowo: Hati Rakyat Sudah Bersama Kami
Rencana pembangunan tanggul raksasa di Jakarta bergulir sejak 2014. Proyek pembangunan ini jadi bagian dari pengembangan pesisir raksasa di Jakarta dan diharapkan rampung pada 2025.
Proyek pengembangan pesisir tersebut meliputi konstruksi dinding sepanjang pantai, bangunan penampung air, dan reklamasi lahan.
Pembangunan 8 km bagian dari dinding laut di sepanjang pantai ini secara resmi diluncurkan pada 9 Oktober 2014.
Dikutip dari sejumlah sumber, proyek ini dikenal sebagai National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) master plan atau Giant Sea Wall Jakarta.
Lantas siapa arsitek yang bakal membangun proyek tanggul raksasa ini? Awalnya proyek ini dirancang oleh arsitektur firma Kuiper Compagnons dari Rotterdam dan dengan kolaborasi dengan Indonesia serta konsorsium dari perusahaan-perusahaan Belanda (Witteveen+Bosa dan Grontmij).
Konsorsium ini kemudian membentuk National Capital Integrated Coastal Development dan semua yang terlibat dalam pembuatan master plan yang dimulai pada 2008.
Biaya proyek ini diperkirakan sekitar 40 miliar Dollar AS dan akan menjadi kerja sama internasional antara Pemerintah Indonesia dan Belanda, membuka jalan bagi perdagangan bilateral lebih lanjut antara kedua negara.
Proyek pembangunan ini dimulai dari dua fase yakni, peletakan batu pertama ini tahap pertama telah dilakukan pada Oktober 2014. Fase kedua tahap pembangunan tanggul raksasa dengan lebar 32 kilometer yang meliputi bandara, pelabuhan, jalan tol, daerah perumahan, daerah industri, pengolahan limbah, air waduk, dan daerah hijau sekitar 4.000 hektar.