Suara.com - Putra capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Muhammad Zinedine Alam Ganjar hadir dalam acara Bedah & Launching Buku “Ganjar di Mata Milenial” yang digelar di Wisma Immanuel, Samirono, Caturtunggal, Depok, Sleman, Selasa (9/1/2024).
Alam hadir sebagai pembicara untuk berbagi tentang relevansi prinsip dan nilai-nilai yang dibangun sang ayah dengan kondisi kepemudaan saat ini.
"Kalau (buku) ini mayoritas historikal ya dalam artian ini kayak perjalanan bapak dari awal sampai saat ini itu prosesnya seperti apa, perjalanannya seperti apa, naik turunnya seperti apa itu mayoritas terangkum dalam buku ini," kata Ganjar ditemui seusai acara Selasa (9/1/2024).
Disampaikan Alam Ganjar, ada banyak hal yang bisa dipelajari generasi muda dari buku tersebut. Termasuk salah satunya terkait dengan motivasi.
Baca Juga:
Momen Siti Atikoh Teralihkan Alam Ganjar Saat di Hadapan Eca Aura, Netizen: Lucu Banget ya Allah
Imbas Beri Skor 5 Terhadap Kinerja Prabowo, Ganjar Pranowo dapat Nilai Minus dari Warganet
Apalagi di dalam buku itu diceritakan pula kondisi Ganjar Pranowo saat berada di titik terendahnya. Namun kemudian dapat kembali bangkit dengan bantuan orang-orang yang ada di sekitarnya, mulai dari keluarga hingga teman.
Baca Juga: Ingin Nikah Muda, Eca AURA Hempas Alam Ganjar demi Al Ghazali dan Boy William
"Selain itu juga ada soal perjalanan, terkait proses, bagaimana berproses. Bapak itu berproses benar-benar dari bawah di legislatif 9 tahun, di eksekutif 10 tahun, terus akhirnya sekarang berkontestasi lagi, bahkan sebelumnya waktu perjalanan masa kecilnya, masa kuliahnya dan sebagainya terangkum di sini," ungkapnya.
Alam mengaku rasa kepercayaan yang dimiliki ayahnya jadi pelajaran penting dalam hidupnya. Terkait dengan bagaimana sulitnya seorang pemimpin untuk menaruh rasa kepercayaan kepada orang lain.
"Tapi bapak itu bisa menaruh kepercayaan sebegitu dalam kepada saya, kepada orang-orang yang beliau percaya untuk menjadi kepanjangan tangan, representasi beliau, itu yang dilakukan kepada saya bagiamana mendidik saya," terangnya.
"Saya diberikan kepercayaan penuh untuk mengambil keputusan dan juga mengeksekusi apa yang saya inginkan dan apa yang saya bisa lakukan dan itu berdampak pada bagaimana saya memiliki rasa tanggung jawab dan bagaimana saya bisa mengenali diri saya sendiri," imbuhnya.
Dia sebagai anak muda tak menampik mempunyai privilege atau keuntungan tersendiri. Hal itu yang kemudian coba disebarkan dengan merangkul lebih banyak lagi masyarakat terkhusus anak muda di Indonesia.
Termasuk dengan bertukar pengalaman satu sama lain dan saling belajar. Tidak hanya bertemu secara langsung tapi juga melalui berbagai plaform media sosialnya.
"Privilege kalau tidak diutilisasi untuk hal positif itu omong kosong. Privilege itu sangat penting untuk kita bisa demokratisasi dan kita bisa buka aksesnya ke orang banyak itu harusnya yang dilakukan oleh para orang-orang dengan privilege, termasuk saya juga," tandasnya.
"Harapannya itu bisa menjadi suatu pembelajaran juga bagi saya dan teman-teman karena pengalaman itu tidak hanya apa yang secara fisik kita lakukan tapi apa yang kita dapatkan juga dari orang lain," imbuhnya.