Suara.com - Nexus EcoSTEAM merilis website dan mempublikasi kajian tentang pembangunan berkelanjutan, pengelolaan lingkungan hidup, dan sosial Indonesia. Kajian tersebut untuk mendorong, mengawal dan mengintegrasikan STEAM di masyarakat Indonesia.
Seiring dengan perkembangan Indonesia yang terus mencapai kemajuan dan keberlanjutan, Nexus EcoSTEAM menyadari perlunya sebuah platform kolaboratif baik dari state actor maupun non-state actor untuk meningkatkan kontribusi terhadap visi kemajuan dan keberlanjutan Indonesia. Nexus EcoSTEAM percaya kerja kolektif antara para pelaku industri, akademisi, masyarakat sipil, dan pembuat kebijakan dapat menjadi inisiator pembentuk masa depan Indonesia yang lebih cerah.
Peluncuran kajian strategi integrasi STEAM dilakukan dalam Talkshow Menavigasi Indonesia yang diselenggarakan pada pada Jumat, (5/1/2024) lalu. Talkshow dihadiri oleh 60-an peserta dari berbagai background mulai dari mahasiswa, aktivis, akademisi, pengusaha, dan professional/pakar di bidangnya
Mengambil sub-tema Integrasi “STEAM Sebagai Pilar Mewujudkan Kemajuan & Keberlanjutan", acara ini menampilkan diskusi panel yang menarik, presentasi yang mendalam, dan sesi tanya jawab interaktif yang menggali aspek-aspek utama pembangunan yang berkelanjutan, Triple Bottom Line (People Planet, Prosperity), konservasi lingkungan, Sustainable Development Goals, dan beragam inovasi, semua hal tersebut diulas dengan STEAM yang digunakan sebagai pisau analisa.
Baca Juga: Puluhan Pendukung Ganjar-Mahfud Geruduk Istora Senayan Jelang Debat Capres
Dalam Talkshow tersebut, salah satu ahli restrukturisasi keuangan, Muliandy Nasution menegaskan, salah satu janji pada kampanye pilpres yang menarik untuk dianalisa adalah program makan siang dan susu gratis, tidak hanya karena manfaatnya bagi masyarakat seperti insentif pada roda perekonomian, peningkatan kualitas hidup dan SDM. Tetapi juga dikarenakan program tersebut sangat mungkin dilakukan tanpa menggunakan APBN.
"Dampak positif dari program tersebut adalah penciptaan lapangan kerja baru, peningkatan produktivitas UMKM, peningkatan belanja masyarakat sehingga perekonomian secara mikro akan menguat," katanya.
Muliandy mengatakan, tantangan pada eksekusi program bukan pada sumber pendanaan, tetapi bagaimana pengelolaan dan pertanggungjawaban alokasi pendanaan. Karena, program ini akan melibatkan banyak pihak sehingga memerlukan monitoring dan evaluasi yang ketat.
Di lain hal, Wakil Ketua Dewan Pakar TKN, Budiman Sudjatmiko yang juga merupakan salah satu narasumber dalam Talkshow berpendapat, masa depan Indonesia yang berkelanjutan dicapai melalui upaya kolaboratif dalam mewujudkan inovasi (community-driven innovation). Hal ini bisa dimulai dengan pembangunan dari desa dimana IKN akan berperan sebagai integrator dan aggregator upaya kolaboratif ini.
Acara Talkshow “Menavigasi Indonesia” dapat menjadi platform di mana para pemimpin, pakar, dan masyarakat sipil dapat berkumpul untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan wawasan, guna menumbuhkan visi kolektif untuk Indonesia yang lebih maju dan berkelanjutan.
Baca Juga: Tampil Kompak Ala Top Gun dengan Mahfud ke Debat Capres, Ganjar: Top Ganjar!
Budiman percaya dengan semakin banyaknya kelompok-kelompok yang membicarakan sains, teknologi, dan matematika sebagai salah satu variabel penentu kemajuan bangsa, maka di masa yang akan datang, Indonesia akan dapat bersaing dengan Tiongkok maupun Amerika sebagai negara adidaya.
Praktisi energi terbarukan dan sustainable development, Hokkop Situngkir berpendapat, hilirisasi adalah kunci pembangunan energi terbarukan Indonesia secara berkelanjutan. SDM Indonesia saat ini tidak kalah bersaing dengan SDM dari negara lain. Hanya saja terkait riset dan adopsi teknologi harus diakselerasi dengan dorongan oleh negara melalui perguruan tinggi. Contoh aktual riset dan adopsi teknologi yang digunakan oleh Hokop Situngkir yaitu penerapan GIS (Geopraphic Information System) dan BIM (Building Information Modelling) dalam pengembangan energi terbarukan
Sebagai informasi, Nexus EcoSTEAM mengundang para pemimpin, pelaku industri, pakar, akademisi, dan masyarakat sipil untuk turut berpartisipasi secara kolaboratif dalam agenda pembangunan yang berkelanjutan dalam rangka menata masa depan Indonesia yang lebih baik.