Suara.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyesalkan aksi pengusiran terhadap pengungsi Rohingnya yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa di Banda Aceh.
"Komnas HAM menyesalkan terjadinya insiden ini," kata Komisioner Komnas HAM, Uli Parulian Sihombing dalam keterangannya, Jumat (29/12/2023).
Uli meminta pemerintah setempat memastikan memberikan perlindungan terhadap pengungsi Rohingya dari kekerasan serta tempat pengungsian yang layak.
Ia menyampaikan, bahwa Komnas HAM sudah menurunkan tim untuk melakukan pemantauan ke kamp pengungsi Rohingya di Gedung Balee Meuseuraya, Banda Aceh, pada 27-28 Desember 2023 lalu.
Baca Juga: UNHCR: Indonesia Bukan Negara Penerima Terbanyak Pengungsi Rohingya
"Untuk memastikan kondisi pengungsi pada Kamis (28/12/2023)," ungkapnya.
Selain itu, Uli juga meminta pemerintah memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa pengungsi Rohingya merupakan tanggung jawab negara.
Hal itu berdasarkan ketentuan Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 Tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri yang menjadi landasan normatif dan koordinatif bagi Pemerintah dalam mengambil langkah-langkah dan kebijakan penanganan pengungsi luar negeri.
"Komnas HAM juga mengapresiasi upaya Kepolisian dalam penegakan hukum terhadap adanya dugaan perdagangan manusia dan penyelundupan manusia pengungsi Rohingya di Aceh," jelas Uli.
Mahasiswa Usir Pengungsi Rohingya
Sebelumnya, sebuah video beredar di media sosial, memperlihatkan sekelompok pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak menangis ketakutan. Peristiwa itu terjadi disebut setelah massa mahasiswa membubarkan paksa mereka.
Dalam video yang beredar di media sosial X itu, sekelompok mahasiswa dengan mengenakan khas baju almamater berteriak-teriak di sebuah tempat untuk membubarkan pengungsi Rohingya.
Dalam sebuah unggahan salah satu akun di X menyebutkan, massa mahasiswa di Banda Aceh itu memaksa agar pengungsi Rohingya bubar. Aksi mereka sampai membuat perempuan dan anak-anak yang duduk di lantai menangis ketakutan.
Terlihat seorang perempuan Rohingya sembari menggendong bayi tampak hanya bisa menangis. Anak-anak juga terdengar menangis di tengah teriakan massa mahasiswa yang datang.
Di sisi lain, ada beberapa orang pria mengenakan seragam polisi tampak mencoba menenangkan massa mahasiswa.
Sementara dari informasi yang diperoleh Suara.com, aksi pengusiran oleh mahasiswa terhadap pengungsi Rohingya itu terjadi di tempat penampungan sementara di gedung Meuseuraya Aceh (BMA).
Aksi itu bermula saat sejumlah kelompok massa mahasiswa dari beberapa universitas di Aceh menggelar aksi demonstrasi di depan gedung BMA pada Rabu (27/12/2023). Dalam orasinya mahasiswa meminta para pengungsi Rohingya keluar.