Ketua BEM UI Nonaktif Minta Pemerintah Hadir untuk Mencegah Konflik Horizontal Terkait Pengungsi Rohingya

Melki persilakan mahasiswa demo soal pengungsi Rohingya tapi tidak memakai kekerasan.
Suara.com - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) nonaktif, Melki Sedek Huang, ikut menanggapi aksi kekerasan yang dilakukan para mahasiswa terhadap para pengungsi Rohinya di Aceh.
Melki mengutuk keras terhadap segala bentuk kekerasan yang dilakukan oleh siapapun.
“Kami mengecam tindakan kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan segelintir oknum mahasiswa kepada pengungsi rohingya di Aceh, karena kekerasan itu tetap tidak bisa dibenarkan dalam kondisi apapun dalam konteks apapun,” kata Melki saat dihubungi Suara.com, Kamis (28/12/2023).
Meski demikian Melki tidak melarang jika para mahasiwa Aceh ingin melakukan demonstrasi penolakan, namun ia sama sekali tidak membenarkan jika terjadi kekerasan.
“Kekerasan harus kita tolak. Kebebasan berekspresi, berpendapat dan kebebasan demonstrasi adalah hak tapi jika disertai dengan kekerasan maka ia sudah menodai hak asasi manusia yang lain,” jelasnya.
Melki menilai, pemerintah pusat harus mengambil langkah agar konflik horizontal antara para masyarakat yang pro dan kontra terhadap para pendukung Rohingya tidak berkepanjangan.
"Sampai saat ini nampaknya negara, pemerintah pusat harus memberikan respon yang cukup baik dalam menghadirkan solusi untuk pihak-pihak yang ada di dalamnya,” ucapnya.
“Bahkan ketika ini telah terjadi konflik horizontal yang kemudian terjadi di Aceh antara orang-orang yang tidak begitu menyukai pengungsi Rohingya, dan teman yang ingin memberikan ruang dan hak bagi pengungsi Rohingya, pemerintah masih saja tidak memberikan sikap yang jelas,” imbuh Melki.
Viral
Baca Juga: #IndonesiaGelap, Mengintip 5 Tuntutan BEM UI untuk Prabowo-Gibran: Ada MBG
Sebelumnya sebuah video beredar di media sosial memperlihatkan sekelompok pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak menangis ketakutan. Peristiwa itu terjadi disebut setelah massa mahasiswa membubarkan paksa mereka.
Dalam video yang beredar di media sosial X itu, sekelompok mahasiswa dengan mengenakan khas baju almamater berteriak-teriak di sebuah tempat untuk membubarkan pengungsi Rohingya.

Dalam sebuah unggahan salah satu akun di X menyebutkan, massa mahasiswa di Banda Aceh itu memaksa agar pengungsi Rohingya bubar.
Aksi mereka sampai membuat perempuan dan anak-anak yang duduk menyampar di lantai menangis ketakutan.
Terlihat seorang perempuan Rohingya sembari menggendong bayi tampak hanya bisa menangis. Anak-anak juga terdengar menangis di tengah teriakan massa mahasiswa yang datang.
Di sisi lain, ada beberapa orang pria mengenakan seragam polisi tampak mencoba menenangkan massa mahasiswa.