Tak Berpikir Kritis, Aksi Mahasiswa Usir Paksa Pengungsi Rohingya di Aceh Akibat Framing di Medsos?

Kamis, 28 Desember 2023 | 17:15 WIB
Tak Berpikir Kritis, Aksi Mahasiswa Usir Paksa Pengungsi Rohingya di Aceh Akibat Framing di Medsos?
Tak Berpikir Kritis, Aksi Mahasiswa Usir Paksa Pengungsi Rohingya di Aceh Akibat Framing di Medsos? [ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Akademisi Universitas Presiden, Nino Viartasiwi menulai tindakan yang dilakukan sejumlah mahasiswa yang mengusir paksa pengungsi Rohingya di Aceh hanya berdasarkan pemberitaan di media sosial saja. Mereka disebutnya tak berpikir kritis sebelum mengambil tindakan.

Menurutnya, perilaku ini memang sudah kerap dilakukan oleh generasi z. Anak muda banyak yang mempercayai pemberitaan di media sosial secara mentah-mentah tanpa melakukan riset mendalam.

"Mahasiswa itu me-refer (merujuk) dari media sosial. Jadi idenya datang dari luar bukan melihat secara kritis soal persoalan ini," ujar Nino dalam diskusi daring, Kamis (28/12/2023).

Menurut Nino, pemberitaan miring soal Rohingya belakangan ini semakin tidak kondusif. Ia bahkan menduga ada pihak yang sengaja membingkai alias framing pemberitaan miring soal pengungsi Rohingya.

Baca Juga: Tak Bisa Asal Usir Rohingya, Begini Posisi Indonesia Terkait Pengungsi Menurut Dirjen Imigrasi

180 Pengungsi Rohingya Singgah ke Disdukcapil Pidie. [Antara]
180 Pengungsi Rohingya Singgah ke Disdukcapil Pidie. [Antara]

"Ini terjadi karena informasi digital dan framing yang ada di media sosial," ucapnya.

Hal ini juga terlihat dari ujaran kebencian yang kerap dituliskan oleh sejumlah akun di media sosial. Ia menduga ada mobilisasi pendengung atau buzzer untuk menjatuhkan citra pengungsi Rohingya.

"Saya tak tahu siapa yang ada di belakang ini. Biasanya yang komentar-komentar negatif di media sosial adalah akun-akun anonim. Ini bahasanya jahat sekali," pungkasnya.

Viral

Diberitakan sebelumnya, sebuah video beredar di media sosial, memperlihatkan sekelompok pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak menangis ketakutan. Peristiwa itu terjadi disebut setelah massa mahasiswa membubarkan paksa mereka.

Baca Juga: Sejarah Rohingya dan Konfliknya di Myanmar, Kini Diusir Paksa oleh Mahasiswa Aceh

Dalam video yang beredar di media sosial X itu, sekelompok mahasiswa dengan mengenakan khas baju almamater berteriak-teriak di sebuah tempat untuk membubarkan pengungsi Rohingya.

Viral massa mahasiswa di Aceh usir pengungsi Rohingya. (Foto: bidik layar video X)
Viral massa mahasiswa di Aceh usir pengungsi Rohingya. (Foto: bidik layar video X)

Dalam sebuah unggahan salah satu akun di X menyebutkan, massa mahasiswa di Banda Aceh itu memaksa agar pengungsi Rohingya bubar. Aksi mereka sampai membuat perempuan dan anak-anak yang duduk menyampar di lantai menangis ketakutan.

Terlihat seorang perempuan Rohingya sembari menggendong bayi tampak hanya bisa menangis. Anak-anak juga terdengar menangis di tengah teriakan massa mahasiswa yang datang.

Di sisi lain, ada beberapa orang pria mengenakan seragam polisi tampak mencoba menenangkan massa mahasiswa.

Sementara menurut informasi yang diperoleh Suara.com, aksi pengusiran oleh mahasiswa terhadap pengungsi Rohingya itu terjadi di tempat penampungan sementara di gedung Meuseuraya Aceh (BMA).

Geruduk Gedung BMA

Aksi itu bermula saat sejumlah kelompok massa mahasiswa dari beberapa universitas di Aceh menggelar aksi demonstrasi di depan gedung Balai Meuseuraya Aceh (BMA) pada Rabu (27/12/2023). Dalam orasinya mahasiswa meminta para pengungsi Rohingya keluar.

Hanya saja, saat koordinator aksi mahasiswa tengah bernegosiasi dengan petugas yang berjaga, massa yang berada di belakang tiba-tiba berlari dan merangsek masuk ke bagian basement gedung pengungsi Rohingya berada.

Bahkan, mahasiswa tampak menarik paksa dan melakukan tindakan kekerasan seperti melempar dengan botol air mineral ke arah wanita dan anak-anak hingga menendang barang-barang di sekitar.

Pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak hanya bisa menangis ketakutan. Sebagian dari mereka terlihat meminta ampun.

Sementara petugas gabungan dari kepolisian dan Satpol PP tak mampu membendung massa yang jumlahnya disebut mencapai ratusan orang.

Setelah kurang lebih 30 menit berada di dalam basement, massa mahasiswa akhirnya berhasil 'mengusir' pengungsi Rohingya keluar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI