Suara.com - Kuasa hukum Firli Bahuri, Ian Iskandar tidak terima jika kliennya langsung ditahan usai diperiksa sebagai tersangka kasus pemerasan mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo alias SYL di Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (27/12/2023).
Menurut Ian penahanan terhadap Firli tidak diperlukan karena yang bersangkutan kooperatif.
"Tidak lah, kan kami kooperatif. Semua permintaan penyidik kita penuhi, kecuali kalau kita tidak kooperatif," kata Ian di Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (27/12/2023).
Ian juga berdalih ketidakhadiran Firli pada Kamis (21/12/2023) lalu telah disertai alasan. Penjelasan terkait ketidakhadiran Firli saat itu menurutnya juga telah disertakan dalam surat yang dikirim kepada penyidik Polda Metro Jaya.
"Kalau tidak bisa memenuhi panggilan kemarin kan ada alasan, sudah kita sampaikan dalam surat dan diatur dalam KUHAP," katanya.
Pada hari ini, lanjut Ian, Firli juga telah hadir memenuhi panggilan penyidik di Bareskrim Polri. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) non-aktif tersebut menurutnya telah tiba lebih dahulu daripada waktu yang dijadwalkan penyidik pukul 10.00 WIB.
"Sudah datang beliau. Lebih awal, sudah di dalam," ungkapnya.
Ancam Jemput Paksa
![Ketua KPK nonaktif Firli Bahuri (tengah) memberikan keterangan saat konferensi pers di salah satu cafe di Jakarta Timur, Selasa (19/12/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/12/19/56475-firli-bahuri.jpg)
Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak sebelumnya telah memastikan akan menjemput paksa Firli jika kembali mangkir untuk kedua kalinya dalam agenda pemeriksaan kasus pemerasan SYL di Bareskrim Polri, Rabu (27/12/2023).
Baca Juga: Anies Dilaporkan Ke Bareskrim, PKS: Buat Laporan Itu Hak, Tapi Harus Masuk Akal
Ade bahkan menyebut penyidik telah menyiapkan surat perintah membawa jika ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) non-aktif tersebut tidak hadir dengan alasan tak patut diterima.